1000 CANGKUL & BUKU UNTUK PULAU BURU

\"Bagi banyak orang, Pulau Buru hanyalah bagian kecil dari gugus kepulauan Maluku yang namanya terdongkrak oleh kehadiran para tahanan politik tahun 1970-an dan konflik Ambon yang kemudian berimbas ke sana. Padahal, di pulau tersebut tersimpan kekayaan biota yang luar biasa, termasuk kelelawar Seram yang mulai punah dan ribuan sapi Bali yang hidup liar dan digembalakan di padang terbuka. Berbagai jenis pohon tumbuh subur di hutan Pulau Buru, termasuk pohon kayu putih dan cokelat yang tumbuh liar secara alami.

Bulan Agustus 2011, Prof. Rhenald Kasali bersama tim Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) dan Rumah Perubahan melakukan pemetaan sosial di Pulau Buru dan menemukan begitu banyak permasalahan yang menggerogoti kehidupan mereka. Di antara kekayaan alam yang melimpah, masyarakat hidup miskin dan terbelakang. Sulitnya akses pendidikan dan banyaknya anak-anak yang tidak bersekolah karena harus membantu orangtuanya bekerja di ketel minyak kayu putih, hanyalah salah satu contoh. Belum lagi minimnya kesadaran akan kesehatan sehingga tingkat kematian balita dan ibu hamil masih sangat tinggi. Akibat ketiadaan sarana dan biaya berobat, banyak orang sakit yang tidak diurus dan hanya dibiarkan menunggu ajal menjemput. AKSI bersama Rumah Perubahan menggalang dukungan dari para tokoh adat, kepala adat, dan kepala desa untuk bersama-sama memperbaiki kehidupan. Masyarakat menyerahkan tanah ulayat seluas 4 ha, berkubik-kubik kayu untuk bahan bangunan, serta tenaga kerja untuk membangun integrated farming. Konsep ini meliputi budidaya sapi Bali dan memanfaatkan kotorannya menjadi biogas untuk pengolahan minyak kayu putih. Dengan demikian, baik sapi maupun minyak kayu putih dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Pulau Buru.

Dalam acara ini Prof. Rhenald Kasali secara simbolis menyerahkan cangkul kepada Bambang Ismawan dari AKSI dan buku serta bibit tanaman kepada Anthoni Besan dan Pendeta Joseph Rhetob sebagai perwakilan masyarakat Pulau Buru. Dengan program 1000 cangkul dan buku untuk Pulau Buru ini, Rumah Perubahan mengajak semua pihak bergotong royong—dengan cara sekecil apa pun—untuk membangun keswadayaan masyarakat Pulau Buru. Setiap bantuan bagaikan tangan-tangan yang menopang masyarakat Pulau Buru untuk mandiri dan bangkit dari keterpurukannya.
\" \"

TENTANG RUMAH PERUBAHAN

Sebagai wadah pengabdian masyarakat, Rumah Perubahan dibangun dalam frame Social Entrepreneurship, sehingga aspek kewirausahaan—yaitu kemandirian, inovasi, berorientasi pada hasil dan tindakan nyata, serta mengedepankan proses dan etika—selalu mewarnai perubahan yang digagas dan dilakukan. Terletak di tengah-tengah perkampungan dengan alam yang asri; gemericik air sungai, kecipak ikan di kolam, padang rumput yang hijau, hutan mini, serta kawasan persawahan, Rumah Perubahan memberikan pelatihan dan melakukan kegiatan sosial dalam tiga bidang: pendidikan, kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup dengan menggabungkan keahlian, pengalaman, pengetahuan, dan pembentukan karakter berbasis myelin.

Rumah Perubahan dikelola secara mandiri dan efisien dengan memberikan jasa pelatihan dan konsultasi manajemen perubahan, mulai dari Change Management, Changepreneuring, Service Excellence, hingga Team Motivation & Spirit, dan pelatihan serupa yang didesain secara khusus untuk setiap kepentingan perusahaan. Rumah Perubahan juga mendirikan rumah baca, yang dikenal dengan nama Rumah Baca Jatimurni, dan PAUD-TK Kutilang Rumah Perubahan sebagai sarana pendidikan gratis berkualitas. Rumah Perubahan juga mengolah sampah menjadi kompos, mengembangkan pertanian organik, serta membudidayakan berbagai tanaman langka, di antaranya amorphophallus.

TENTANG AKSI

Berangkat dari keprihatinan atas situasi kemiskinan endemik yang dihadapi sebagian besar masyarakat Indonesia, kerusakan lingkungan yang menghancurkan sumber kehidupan manusia, berbagai macam epidemi penyakit terutama dihadapi
oleh kaum perempuan dan anak-anak keluarga miskin, kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia, keterbelakangan dalam pendidikan, dan melonjaknya angka kejahatan, Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia didirikan sebagai media dan wadah para wirausahawan sosial dan para pemangku kepentingan untuk saling memadukan komitmen, pengalaman, keahlian dan sumber daya dalam rangka mendukung dan mengembangkan inovasi di bidang sosial, serta membangun keberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Dengan didasari niat dan keinginan untuk berkontribusi, AKSI yang dideklarasikan tanggal 16 November 2009 yakin bahwa kolaborasi, keterpaduan, dan kerjasama akan menghasilkan manfaat  lebih besar bagi masyarakat banyak. Saat ini AKSI diketuai oleh Prof. Rhenald Kasali, PhD.

Informasi lebih lanjut:

Rumah Perubahan : info@rumahperubahan.comwww.rumahperubahan.co.id

AKSI : info@aksi-indonesia.orgwww.aksi-indonesia.org

Sebarkan!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *