BEKASI – Rumah Perubahan bersama Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) mencanangkan program 1.000 cangkul dan buku untuk Pulau Buru, Maluku Utara.
Kegiatan ini diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Pengelola Rumah Perubahan Rhenald Kasali mengatakan, pencanangan ini sebagai bentuk gerakan perubahan terhadap masyarakat Pulau Buru dari minimnya akses pendidikan dan kesehatan.Padahal Pulau Buru ini memiliki kekayaan alam yang berlimpah, tetapi masyarakatnya masih hidup miskin dan terbelakang.
“Kami menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk bersama-sama memperbaiki kehidupan masyarakat setempat,”ujarnya dalam pencanangan program 1.000 cangkul dan buku untuk Pulau Buru di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat,kemarin. Menurut dia, Pulau Buru hanyalah sebagian kecil dari gugus kepulauan Maluku yang namanya terdongkrak oleh kehadiran para tahanan politik tahun 1970-an dan konflik Ambon yang kemudian berimbas pada masalah sosial.
Pulau tersebut menyimpan kekayaan biota yang luar biasa,termasuk kelelawar seram yang mulai punah dan ribuan sapi bali yang hidup liar dan digembalakan di padang terbuka. Berbagai jenis pohon tumbuh subur di hutan pulau tersebut, termasuk pohon kayu putih dan cokelat yang tumbuh liar secara alami. “Mengapa Pulau Buru yang dipilih, karena di sana terjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM),”katanya.
Guru besar UI itu menuturkan, program yang mengalokasikan dana Rp1 miliar dari Rumah Perubahan dan AKSI ini memfokuskan pada apa yang sudah dimiliki Pulau Buru, yaitu pengelolaan minyak kayu putih, perkebunan sagu, kelapa hibrida, tanaman cokelat, dan peternakan sapi. Program ini hanya bersifat sosial dan tidak mencari keuntungan. Ketua AKSI Bambang Ismawan mengatakan, program seperti ini harus digerakkan oleh masyarakat madani tanpa perlu menunggu dari pemerintah.
Cangkul tersebut merupakan lambang pertanian yang dicanangkan untuk mengubah kebiasaan masyarakat, yaitu berburu menjadi bercocok tanam.“Masyarakat madani harus bergerak, jangan menunggu pemerintah,” kata Bambang. Sementara itu, Direktur AKSI Wahyu Indrian mengatakan, dalam menjalankan program ini, terdapat peranan para tahanan politik 1970-an di mana orang-orang tersebut memiliki kecerdasan serta keahlian yang lebih dari masyarakat asli Pulau Buru. Pulau Buru sendiri dikenal sebagai tempat irigasi terbaik di Indonesia. robbi khadafi