Menjadi wirausaha atau lebih populer dengan sebutan entrepreneur sudah menjadi pilihan karir saat ini. Terutama dengan ketersediaan teknologi dan akses informasi yang semakin mudah, menjadi entrepreneur sekiranya tidak begitu sulit untuk dilakukan. Namun, apa benar demikian?
Dalam menjadi entrepreneur, tentu ada hal yang harus dipersiapkan. Modal dan produk memang penting, akan tetapi lebih penting lagi jika kita mampu mempersiapkan mental untuk siap menghadapi segala macam \”kejutan\” selama merintis usaha. Untuk itulah, Pemerintah Kota Denpasar mengirimkan 20 beginner entrepreneur ke Rumah Perubahan untuk mengikuti kegiatan Dynamic Entrepreneur selama dua hari (23-24 Maret 2018).
Sebagai permulaan, para peserta dari beragam jenjang usia diberikan sebuah tantangan. Berjudul Mission Impossible, peserta yang sudah dibagi ke dalam tim harus mampu mencapai target penjualan tertentu. Mereka hanya diberikan modal berupa produk yang harus dijual serta uang terbatas. Di sinilah salah satu cara untuk menembus mental block. Sebab, seringkali pikiran kita terpaku terhadap apa yang tersedia dan merasa tidak bisa melakukan apa-apa jika sumber dayanya terbatas. Padahal, apabila berani mencoba dan berpikir secara kritif, target tersebut bisa dilampaui.
Begitu pula yang dijelaskan oleh Senior Faculty Member Rumah Perubahan ketika sesi Be Entrepreneur: Breaking Paradigm. Rintangan akan selalu ada, namun itu bergantung pada mindset kita sebagai pengusaha. Disampaikan pula agar tidak hanya terpaku terhadap apa yang menjadi modal, sebagai entrepreneur mereka juga harus mampu memutar otak, memikirkan cara paling efektif dan efisien untuk mencapai target. Terutama kini kita sekarang berada pada era disrupsi.
Di hari kedua, para peserta berkesempatan untuk berkunjung ke RootsLab, anak perusahaan Rumah Perubahan yang bergerak pada bidang perkayuan. Di sana, mereka melihat bagaimana anak-anak muda yang menjadi entrepreneur memproduksi furnitur berbahan kayu. Terdengar biasa saja namun dikerjakan dengan sentuhan kreatifitas yang tidak ketinggalan zaman.
Kembali dari RootsLab, peserta kembali mendapatkan sesi yang memperkaya pengetahuan mereka, terutama di bidang pemasaran. Bersama Faculty Member Rumah Perubahan, para peserta diberikan materi mengenai digital marketing. Meskipun ada juga yang sudah familiar dengan istilah tersebut, belajar kembali bersama di Rumah Perubahan menambah pengetahuan mereka.
Rangkaian Dynamic Entrepreneur ditutup dengan workshop mengenai Business Model Canvas. Mereka diminta untuk menuangkan bisnis yang tengah mereka jalani ke dalam bentuk kanvas model bisnis. Hal tersebut memudahkan mereka untuk mempersiapkan strategi yang tepat ke depannya.