Saat tiba di lokasi pelatihan, Rhenald Kasali disambut oleh Menteri ESDM Sudirman Said dan Kolonel Inf. Iwan Setiawan Komandan Pusdikpassus. (25/05/2015)
Rhenald Kasali menyampaikan orasinya mengenai \”Change Management In Turbulent Time\” di hadapan peserta Leader Camp Kementerian ESDM yang diadakan di Pusdikpassus Batujajar, Bandung.
Peserta berkumpul berkelompok dan siap menerima assignment yang diberikan Rhenald Kasali.
Salah seorang peserta menyampaikan gagasanya mengenai efek perubahan yang terjadi dan cara mengatasi perubahan tersebut.
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan kenang-kenangan kepada Rhenald Kasali sesaat setelah Guru Besar UI ini menyampaikan orasinya dihadapan 74 peserta Pelatihan LeaderCamp ESDM.
Rhenald Kasali memberikan salam kepada peserta setelah selesainya sesi seminar.
(25/05/2015) Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengadakan pelatihan untuk pejabat eselon satu dan dua di lingkungan kementeriannya. Pelatihan ini diadakan di Pusat Pendidikan Kopasus (Pusdikpassus) Batujajar, Bandung. Hadir dalam acara tersebut, Menteri ESDM Sudirman Said yang juga menjadi peserta pelatihan. Juga hadir dalam acara pembukaan, Kolonel Inf. Iwan Setiawan Komandan Pusdikpassus.
Dalam acara ini Rhenald Kasali memberikan materi mengenai “Change Management In Turbulent Time” mengingat gejolak perubahan yang terjadi di lingkungan Kementerian ESDM setelah dibubarkannya Petral sedang dalam fase serius dan membutuhkan perhatian khusus.
Rhenald Kasali menyampaikan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa saat terbaik untuk melakukan perubahan adalah saat organisasi sedang dalam masa kejayaan, bukan sebaliknya yaitu masa pahit. Dalam sebuah kurva yang dikenal dengan kurva Sigmoid Curve, bahwa dalam masa awal perubahan yang dilakukan, tentu akan mengalami masa penurunan lebih dulu sebelum nantinya akan naik. Sementara organisasi yang tidak melakukan perubahan pada masa jayanya, justru akan semakin turun terus menerus.
Seluruh pejabat kementrian ESDM dilatih berpikir dengan cara baru, mindset baru. Dari \”kenyamanan\” bekerja dengan membangun listrik hanya 1-2000 MW menjadi pola pikir baru untuk menghasilkan 7-10.000 MW listrik setahun. \”kita tak mungkin mendapatkan hasil baru yg berbeda kalau cara yang ditempuh sama berulang-ulang\”.