Membangun Kepemimpinan untuk Para Pembuat Perubahan di PELINDO IV

Suasana riuh memenuhi ruangan pendopo Rumah Perubahan di kawasan Jatimurni, Bekasi, Jawa Barat. Mereka terlihat santai dan menikmati acara pelatihan \’Building and Leadership Mindset & Habits PT PELINDO IV.\” Sesekali terdengar gelak tawa dari para peserta.

Tamu Rumah Perubahan kali ini adalah 30 karyawan PT PELINDO IV, mereka kebanyakan adalah para pembuat perubahan di BUMN tersebut mulai dari level manajer dan juga asisten manajer dan staf muda. Mereka mengikuti pelatihan sejak Kamis 10 Mei 2012 hingga Senin, 14 Mei 2012.

Acara dibuka oleh Bapak Herman Harianja, Direktur Personalia & Umum PELINDO IV. Materi pelatihan baru dimulai pada hari kedua, yang dibuka oleh materi dari Prof. Rhenald Kasali tentang \’Melihat yang Tak Terlihat, Be Profesional\’. Dalam materinya, Prof Rhenald Kasali mengajarkan bagaimana para peserta bisa lebih melihat hal-hal yang tak terlihat dan tidak mempercayai langsung apa yang didengar.

Para peserta juga diberi kesempatan untuk berdialog dan belajar dari interaksi Rumah Perubahan dengan masyarakat sekitar. Para peserta umumnya melihat adanya kaharmonisan antara Rumah Perubahan dan masyarakat sekitar. Mereka berkeinginan menerapkan keharmonisan tersebut untuk interaksi PELINDO IV dan masyarakat sekitar.

Pada hari ketiga, peserta mengikuti outbond yang diselenggarakan di Rumah Perubahan. Setelah istirahat, acara pelatihan dilanjutkan dengan materi-materi berbeda dan menarik, terutama terkait dengan perubahan.

Pelatihan terakhir diisi oleh Adjie Silarus seorang meditator handal. Pada sesi pertama Adjie berbicara mengenai bagaimana keluar dari zona nyaman seseorang untuk akhirnya mampu  melakukan sebuah perubahan. Di sesi ini sang meditator menjelaskan untuk keluar dari zona nyaman, seseorang harus lah berfikir kreatif. Orang kreatif biasanya  lebih condong menggunakan otak kanannya, tapi untuk saat ini orang-orang lebih sering menggunakan otak kirinya.

Antusiasme peserta  sangat tinggi, terlihat dari banyaknya peserta yang megajukan pertanyaan mengenai hal tesebut. Di akhir sesi sebelum coffee break, Adjie  memberikan sebuah game ringan yang cukup membuat rileks peserta, padahal dalam game tersebut terdapat pesan-pesan mengenai how to break the comfort zone.

Setelah coffee break, terdapat sesi game lagi, yang lebih ditekankan pada sisi team building. Peserta diharuskan membuat sebuah bangunan yang tinggi dan kokoh dari sedotan dan kartu. Tim yang paling siap dalam perencanaan dalam membuat sebuah bentuk bangunan yang kuat menjadi pemenangnya. Di akhir sesi, sang  meditator mengajak para pesertanya untuk bermeditasi sejenak, menenangkan pikiran. Untuk membentuk seorang pribadi yang tenang, karena dengan ketenangan orang dalam bepikir lebih jernih. Sesi ini ditutup dengan pemutaran sebuah video yang sangat menginspirasi sebelum dilanjutkan makan siang bersama.

Sesi terakhir dari pelatihan building and leadership di hari keempat ini adalah sharing bersama Masril Koto, pendiri bank tani di Sumatera Barat. Para peserta pelatihan sangat antusias mendengarkan pengalaman-pengalaman dalam membangun sebuah bank tani yang sukses. Antusiasme perserta juga terlihat saat sesi tanya jawab, banyak sekali peserta yang bertanya mengenai bagaimana mengurus sebuah bank tani yang cukup besar dan dengan aset yang besar pula yaitu sekitar Rp 250 miliar.

Hasil pola pikir luar biasa yang seorang yang sangat sederhana adalah satu kalimat yang mengena dari bapak Masril Koto \”Yang saya andalkan hanyalah semangat, tapi Indonesia saat ini sudah tidak punya semangat\”.

Sebarkan!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *