Apa yang ada di benak ketika mendengar kata “Communication Skill”? Kemampuan berkomunikasi selalu memiliki hal baru. Ia bergerak beriringan dengan perubahan zaman. Terutama ketika teknologi menjadi semakin dominan. Sebuah strategi kembali harus segera dikalibrasi.
Digerakkan oleh Mobilisasi
Beda zaman dulu, beda pula zaman sekarang. Dengan bantuan dari internet dan platform informasi, cara berkomunikasi bisa menjadi lebih beragam. Itulah yang ditemui oleh para peserta New Communication Skill in Combating Negative Mobilization di Rumah Perubahan. Selama dua hari (7-8 November 2019), peserta mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana cara komunikasi di era #MO seperti sekarang ini.
Sebagai contoh, di hari pertama para peserta mempelajari apa itu “mobilisasi.” Sebuah frasa yang terdengar asing. Mereka mempelajarinya melalui studi kasus. Dari situ, peserta bisa menganalisa apa yang sudah tidak lagi relevan dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh suatu perusahaan.
Mempelajari mengenai mobilisasi juga tidak bisa lepas dari yang namanya crowd behavior. Bersama dengan Faculty Member Rumah Perubahan, peserta mencoba mendalami bagaimana anatomi mobilisasi begitu dipengaruhi oleh crowd behavior. Dari crowd behavior, muncul pula apa itu perilaku Sharing dan Shaping yang sama-sama berkontribusi terhadap mobilisasi.
Mengalahkan yang Negatif dengan Teknik SHARE
Hari pertama ditutup dengan bagaimana sebuah isu atau topik yang bisa bergulir cepat. Tidak asal hanya karena ada teknologi saja, melainkan ada struktur tertentu yang membantu. Ketika peserta sudah mengerti hal ini di hari pertama, yang dilakukan selanjutnya ialah menangkis pemberitaan negatif tersebut. Sama dengan mobilisasi, combating negative mobilization juga punya teknik dan struktur sendiri.
Kali ini peserta belajar melalui beberapa studi kasus beserta video yang diputar. Mereka tidak sekadar diminta menganalisa. Melainkan juga mengamati, apakah ada pola tertentu dalam sebuah mobilisasi. Itulah yang kemudian diketahui sebagai teknik SHARE. Bersama dengan Faculty Member Rumah Perubahan, peserta juga diajak untuk mempraktikkannya secara langsung. Dari memproduksi konten, membuat caption yang menggugah, hingga mengukur bagaimana efeknya terhadap target audiens yang disasar.
Menggunakan experiential learning, para peserta memang tidak hanya sekadar duduk diam dan mendengarkan. Melainkan didorong untuk bergerak dan langsung mempraktikkan apa yang sudah dijelaskan selama sesi berlangsung. Dari situlah peserta bisa mengetahui apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan sebab mereka langsung mendapatkan umpan balik dari Faculty Member Rumah Perubahan.
New Communication Skill in Combating Negative Mobilization merupakan bagian dari #MO Training Series, sebuah pelatihan dari buku karya Prof. Rhenald Kasali (2019) berjudul #MO (Mobilisasi – Orkestrasi).