Bersamaan dengan perubahan era yang serba baru, mindset manusia juga perlu diperbarui. Layaknya teknologi, agar bisa mengikuti perkembangan zaman yang sedang masif-masifnya, maka kita sudah sepatutnya bisa beradaptasi. Mulai dari mindset hingga kemudian perbaruan dalam bentuk kemampuan (skill). Seperti yang dilakukan oleh para Change Agent dari Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia di Rumah Perubahan. Sebanyak 100 orang dari jajaran Eselon 3 dan Eselon 4 mengikuti Change Leadership Program sebagai salah satu cara pengembangan mindset dan skill.
Sebagai pemimpin, mengatur dan mengawasi beragam proyek sudah menjadi hal yang dikerjakan sehari-hari. Apakah proyek itu bersifat sederhana ataupun bersifat kompleks, semuanya membutuhkan manajemen yang tepat. Dari segi waktu, sumber daya, dan tenaga. Untuk itulah pada sesi pertama, Faculty Member Rumah Perubahan mengatakan pentingnya kemampuan untuk mengatur penugasan-penugasan kompleks dalam materi Change Project Management: Managing Complex Tasks & People in Change. Di dalamnya dibahas bagaimana caranya mengatur baik tenaga, waktu, sumber daya, hingga dana agar tujuan proyek bisa tercapai secara optimal.
Pada sesi kedua, peserta sudah mulai paham kalau mengatur alur kerja dengan baik akan membuat produktivitas semakin meningkat. Malah, mencapai hasil yang maksimal pun menjadi mungkin. Maka, berikutnya para peserta bersama-sama berdiskusi mengenai Time Management. Di tengah diskusi, beberapa peserta memang mengakui, banyaknya proyek yang harus mereka awasi kadang membuat mereka menjadi bingung untuk mengatur waktu. Belum lagi beberapa penugasan-penugasan yang bersifat penting dan harus diselesaikan segera. Faculty Member Rumah Perubahan menyinggung bahwa sudah sepatutnya mengetahui mana pekerjaan yang masuk kategori urgent dan important.
Berbeda di hari pertama, berbeda pula di hari kedua. Jika di hari pertama peserta belajar tentang pengelolaan proyek, di hari kedua para peserta belajar mengenai bagaimana caranya mengambil keputusan yang baik. Tentu, masih ada kaitannya dengan pengelolaan proyek. Seringkali, ada beberapa hal yang harus mereka putuskan dan ditindaklanjuti secara cepat namun tetap harus tepat. Maka dari itu, pada sesi Problem Solving & Decision Making, Faculty Member Rumah Perubahan mencoba mengajak melakukan simulasi sederhana. Tujuannya ialah agar peserta bisa lebih nyaman dalam menerima materi. Dibawakan dengan cara yang fun, peserta tampak antusias.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan Change Leadership Program, sesi terakhir yang dibawakan ialah tentang Planning into Execution. Jangan sampai, para peserta yang sudah mengerti pentingnya pengelolaan waktu, mengambil keputusan secara cepat dan tepat, belum mampu mengeksekusi rencana-rencana yang sudah mereka buat dengan baik. Melalui workshop, mereka diminta untuk menuliskan contoh-contoh isu dalam lingkungan Kemendes PDTT dan memikirkan jalan keluar terbaiknya.
Selepas kegiatan Change Ledaership Program, diharapkan para peserta bisa mengaplikasikan materi yang didapatkannya selama di Rumah Perubahan pada ranah pekerjaannya.