Disrupsi menyerang semua lini. Tidak hanya mereka para pebisnis saja, melainkan juga terjadi pada para regulator. Para birokrat. Kenyataan tersebut sudah tidak terelakkan. Sebab, apabila mereka mempertahankan cara-cara lama, masyarakat pulalah yang akan dirugikan. Hal tersebut disadari salah satunya oleh para jajaran birokrat di dalam Kementrian Komunikasi dan Informatika RI. Melalui kegiatan Smart Bureaucracy in Disruption Era, sebanyak 50 peserta dari jajaran Eselon 1 dan 2 belajar lebih dalam mengenai disrupsi.
Kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesa Raya dan juga opening speech oleh pihak Kementrian Kominfo. Di sesi awal, Prof. Rhenald Kasali menyampaikan materi mengenai Disruption: Tomorrow is Now. Dalam materi tersebut, Prof. Rhenald Kasali mengajak para Eselon 1 dan 2 untuk menyadari bahwa zaman sudah berubah. Sudah tidak bisa lagi memperlakukan semua hal seperti regulasi yang sudah lewat. Malah seharusnya, menyelesaikan masalah yang ada di zaman sekarang, dengan pandangan yang visioner. Pandangan masa depan.
Di sesi selanjutnya, peserta mendapatkan simulasi untuk mempraktikkan bagaimanakah cara berpikir masa depan untuk menyelesaikan masalah di masa sekarang. Mereka diminta untuk menggunakan imajinasinya. Tidak berhenti di situ, sesi pun memasuki sharing session dengan anak-anak muda pelaku disrupsi. Dalam sesi ini, para peserta bisa memanfaatkan waktu untuk bertanya kepada pelaku disrupsi serta saling beropini.
Sudah mendapatkan materi di awal, juga sudah mendapatkan simulasi dan sharing session dengan para pelaku disrupsi, maka saatnya peserta mempelajari lebih dalam mengenai disruption. Peserta pun masing-masing mendapatkan sebuah studi kasus dengan beberapa pertanyaan untuk dijawab. Setelah mereka mencoba menganalisis secara individu, peserta pun diminta untuk berdiskusi satu kelompok. Saling bertukar pendapat dan pandangan terhadap studi kasus tersebut. Apa yang mereka bicarakan dalam kelompok, nantinya akan dibahas untuk diberi penjelasan secara ilmiah. Dengan begitu, peserta akan lebih mudah mengerti daripada hanya duduk dan mendengarkan saja.
Di hari kedua, mereka kembali sedikit membahas mengenai materi yang sudah didapatkan di hari pertama. Sebab, peserta diberikan lagi studi kasus dengan fokus yang berbeda dengan hari sebelumnya. Bisnis yang dijadikan sorotan juga berbeda. Namun, yang membuat studi kasus ini menjadi lebih menarik ialah karena pembahasannya langsung dipandu oleh salah satu pelaku disrupsi di bidang tersebut. Tentu, peserta bisa menggali lesson sebanyak-banyaknya.
Yang membedakan di hari kedua ialah adanya simulasi di luar ruangan. Peserta mendapatkan input mengenai salah satu produk. Dengan materi mengenai disrupsi, para peserta diminta untuk melakukan pengelolaan terhadap informasi tersebut. Menjadikannya sebuah produk yang layak masuk ke era disrupsi.
Smart Bureaucracy in Disruption Era berakhir pada hari Sabtu (9/09) pukul 13:30 WIB.