Belajar tidak hanya melalui kelas saja. Kegiatan belajar mengajar juga bisa dilakukan di luar ruangan. Misalnya dengan melakukan field trip, mendatangi langsung sebuah museum, atau bahkan melakukan kegiatan wawancara. Hal tersebut tidak hanya sekedar menambah pengetahuan siswa saja, melainkan juga memberikan pengalaman baru untuk para peserta didik. Sebab, mengalami akan lebih berkesan dan akan lebih diingat ketimbang hanya membaca dan melakukan hafalan.
Hari Senin, 14 Agustus 2017, sebanyak 48 siswa dari Sekolah Pelita Bangsa berkunjung ke Rumah Perubahan. Para siswa SMP kelas 1 ini berkunjung ke Rumah Perubahan untuk belajar mengenai tanaman dan hewan. Di area konservasi Rumah Perubahan yang seluas 7 hektar, terdapat beragam tanaman dari dalam maupun luar Indonesia dan merupakan area yang tepat untuk sarana edukasi kepada anak-anak.
Mereka dibagi menjadi 3 kelompok besar dan masing-masing kelompok didampingi oleh seorang guru. Bersama dengan tim Rumah Perubahan, mereka berjalan menyusuri Rumah Perubahan. Di mulai dari area Galea Belangi, mereka dapat melihat langsung tanaman Taiwan Beatuy, Zaitun, Anggur Laut hingga pohon Sempur Kuning. Tidak terlewatkan juga Pohon Baobab yang seringkali dikorelasikan dengan pohon kehidupan.
Tidak sekedar melihat saja, mereka diperkenankan untuk menyentuh daun dan buahnya. Merasakan secara langsung tekstur tanaman-tanaman tersebut.
Dari area Galea Belangi, mereka pun berjalan melewati Jembatan Syandana dan dapat melihat wujud dari pohon salak, pohon petai, bambu kuning hingga pohon kenari. Mereka tidak henti-hentinya untuk melemparkan pertanyaan. Terlihat jelas bahwa mereka antusias dan penuh dengan rasa ingin tahu yang besar.
Perjalanan pun dilanjutkan menuju area Green Zone Rumah Perubahan dengan melewati area konservasi Bunga Bangkai Raksasa (Amorphopallus titanum). Meskipun belum memasuki masa mekar, ternyata para siswa ingin sekali melihat lebih dekat bunga yang merupakan tanaman langka Indonesia tersebut. Mereka pun berharap bisa berkunjung ke Rumah Perubahan ketika bunga tersebut tengah mekar.
Di area Green Zone, mereka pun juga berkesempatan melinaht Bunga Merah Putih yang asli dari tanah Maluku. Bunga dengan keunikan warna tersebut juga mengundang decak kagum para siswa tersebut.
Tidak berhenti sampai di situ saja, para peserta juga diajak menuju area integrated farming. Mereka melihat sendiri bagaimana area perkebunan Rumah Perubahan saling bersinergi dengan area kandang sapi, kandang kerbau, dan Rumah Tempe Rumah Perubahan. Lagi-lagi, para siswa takjub bahwa pupuk kompos yang digunakan untuk kebun Rumah Perubahan didapatkan dari kotoran sapi dan kerbau. Kotoran tersebut tidak hanya menjadi pupuk, melainkan juga dimanfaatkan menjadi biogas.
Hingga akhir field trip, siswa-siswi Sekolah Pelita Bangsa tidak berhenti bertanya. Antusias dan rasa ingin tahu yang besar tersebut mendoronf mereka untuk mencari tahu lebih banyak lagi melalui internet dan perpustakaan sekolah.