Menabung 100 Juta Pohon, oleh Rumah Perubahan & Pertamina

Secara garis besar, program ini merupakan bagian dari program besar Pertamina, yaitu  “Pertamina Menabung 100 Juta Pohon”. Program ini berbentuk kegiatan penanaman 160.000 pohon produktif yang akan memiliki dampak ekonomi di tiga lokasi, yaitu:

  1. DAS Jabodetabek
  2. Kab. Agam – Sumatera Barat
  3. Kab. Buru – Maluku.

Program ini dilakukan dengan pendekatan social agroforestry, di mana penanaman pohon tersebut dilakukan dengan melibatkan partisipasi dan andil masyarakat sehingga menciptakan manfaat secara ekologis – konservasi dan penyerapan karbon dan nilai ekonomis – mata pencaharian yang berkelanjutan.

Social Agroforestry  merupakan  sistem  pengelolaan  hutan  dimana masyarakat  lokal  berpartisipasi  aktif  didalamnya untuk mensejahterakan mereka dan sekaligus melestarikan atau memperbaiki hutan di sekelilingnya.

 

No

Jenis Tanaman

Target Tanam

Realisasi Tanam

per 20 Des 2013

Lokasi

1

Bambu Petung

20,000

20,000

DAS Jakarta

2

Kopi

25,000

25,000

Agam, Sumbar

Mahoni

20,000

20,000

3

Cokelat

10,000

10,000

P. Buru, Maluku

Mahoni

40,000

40,000

Pala

45,000

45,000

  1. Penanaman Bambu Petung di DAS Jabodetabek

 

Mengapa Bambu Petung?

Bambu petung yang ditanam sepanjang pinggiran sungai berfungsi sebagai penyangga tanah yang lebih kuat daripada turap / bantaran kali. Bambu petung secara lingkungan hidup berfungsi sebagai pepohonan yang tinggi menyerap karbon bebas di udara dan tempat biota sungai lainnya hidup di bawah naungan pepohonan bambu petung, serta berfungsi menjadi filter alami yang menjaga air sungai tetap bersih.

 

Bambu petung secara ekonomi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar berupa dedaunan untuk pelet ternak, rebung untuk konsumsi panganan lokal dan batang bambu untuk dijadikan furniture yang unik dan pondasi rumah yang terbuat dari rangka bambu.

 

Jadi bisa disimpulkan bahwa bambu bisa berfungsi untuk konservasi alam dan pengembangan ekonomi

 

Di sepanjang DAS JABODETABEK ditanam dengan pola:

  1. Menanam di sepanjang DAS hulu Cisadane yang berada di lembah Ciwaluh, sebanyak 5.000 bambu petung.
  2. Menanam di sepanjang BKT, Jakarta Timur dengan jumlah total 800 bambu petung. Karena pertimbanan pengawasan, akhirnya bambu petung yang sudah ditanam di BKT dipindahkan ke Pesanggrahan.
  3. Menanam di sepanjang Kali Krukut dengan panjang 300 m dan 15 -20 m dari pinggir sungai ke daratan dengan jumlah total 500 bambu petung
  4. Menanam di sepanjang hulu Sungai Pesanggrahan dengan jumlah tanam sebanyak 3.700 bambu petung
  5. Menanam di sepanjang DAS Citarum, sebanyak 5000 bambu petung
  6. Menanam di kawasan Hutan Kota Sanga Buana sebanyak 5.000 bambu petung
  7. Menanam di kawasan bantaran sungai Citarum-Bekasi sebanyak 5.000 bibit bambu petung

 

No

Periode

Lokasi

Jumlah Bibit

1

Periode I

(Desember 2012 –

Mei 2013)

Hulu sungai Cisadane, Ciwaluh

5.000

Kali Krukut

500

Kali Pesanggrahan

4.500

2

Periode II

 (Juni 2013 –

Desember 2013)

Hutan Kota Sanggabuana

5,000

Bantaran Kali Citarum, Bekasi

5,000

 

  1. Kabupaten Agam,  Sumatera Barat

 

Di kaki Gunung Marapi terdapat suatu daerah subur, yang terletak di atas ketinggian ±1.100 m berjarak kira-kira 13.15 Km sebelah selatan Kota Bukittinggi, dan merupakan perkampungan yang subur, bernama Nagari Lasi, dalam wilayah administrasi Kecamatan Canduang, daerah kabupaten Agam, Propinsi Sumatra Barat.

Menurut cerita (legenda), nama nagari Lasi diambil dari beberapa versi cerita yang beredar di tengah-tengah masayarakat, di antaranya ada yang mengatakan Lasi berasal dari nama sejenis batang kayu, kayu Lasi dan ada yang mengatakan, beberapa rombongan pertama yang tiba di tempat yang subur ini berusaha mencari sumber air. Ketika masing-masing rombongan telah berhasil ( lah asia ), menemukan sumber mata air ( sasokan ), maka rombongan pertama ( tertua ) yang berhasil ( lah asia ) menemukan sumber air di sebelah timur ( ujung ), disebut lah asia nan Tuo lama-lama dialek tersebut berubah menjadi Lasi tuo, demikian juga dengan Lasi Mudo

Penduduk masyarakat Nagari lasi menurut cerita berasal dari dua arah, pertama datang dari arah timur tepatnya dari Bungo Sitangkai sebagai anak kamanakan Dt. Katumangguangan dan yang kedua datang dari arah Barat tepatnya dari Pariangan Padang Panjang melewati Nagari Sungai Pua dan sebagian menetap di Nagari Lasi sebagai anak kamanakan Dt. Parpatiah Nan Sabatang.

Lereng Marapi Sumatera Barat dulu dikenal sebagai daerah penghasil kopi Arabica yang berkualitas tinggi. Sekarang lahan kopi tersebut sudah banyak ditinggalkan oleh para pemilik dan generasi keturunannya. Saat ini masih dapat kita lihat di lereng Marapi tetumbuhan kopi yang hidup liar tanpa pemeliharaan oleh masyarakat setempat. Kondisi ini membuat Yayasan Rumah Perubahan bersama Komunitas Selaras Alam melalui bantuan dana PERTAMINA melakukan program menabung pohon dengan harapan suatu saat lereng Marapi bangkit kembali menjadi salah satu penghasil kopi Arabica yang berkualitas tinggi.

Di Kabupaten Agam ditanam dengan beberapa pola :

  • Menanam dalam satu hamparan bukit dengan ketinggian 1300 m dengan memadukan kedua bibit tersebut
  • Menanam pohon mahoni pada pinggiran jalan menuju lokasi penanaman lain yang berada di puncak bukit
  • Memadukan bibit pohon mahoni sebagai tanaman pagar yang ditengahnya ditanami bibit pohon kopi

No

Jenis Tanaman

Target Tanam

Realisasi Tanam

per 20 Des 2013

Lokasi

1

Kopi

25,000

25,000

Agam, Sumbar

Mahoni

20,000

20,000

 

  1. Kabupaten Buru, Maluku

 

Pulau Buru adalah penghasil minyak kayu putih dimana teknik budidaya dan pengelolaannya secara tradisi terus diwariskan, penghasil sapi dan produsen beras untuk Maluku. Pulau ini memiliki ikatan historis dengan bangsa Indonesia, karena semua anak bangsa di negeri ini dibesarkan dengan kehangatan minyak kayu putih secara turun temurun. Selain itu sejarah juga menunjukkan bahwa Pulau Buru menjadi tempat penahanan tahanan politik.

Saat ini tantangan utama pembangunan Maluku termasuk di Pulau Buru yaitu ekonomi biaya tinggi yang disebabkan oleh kondisi geografis Maluku; keterbatasan infrastruktur dan SDM; dan keterbatasan akses pasar. Ditemukannya tambang emas juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat dan cenderung mengubah orientasi berpikir masyarakat untuk mendapat penghasilan. Dibandingkan dengan manfaat ekonomisnya daerah tambang emas juga berpotensi konflik dan dapat membuat kerusakan lingkungan dalam jangka panjang. Situasi ini menjadi kontradiksi, dari pulau yang memiliki kekayaan alam tetapi masyarakat adatnya termarjinalkan dan hidup dalam kemiskinan.

Sehubungan dengan itu, sebagai agen perubahan sosial, Rumah Perubahan berkomitmen dengan kapasitas yang dimiliki untuk membangunkan spirit kebangsaan, kapasitas kemandirian, kebanggaan dan keyakinan bahwa masih ada masa depan di Pulau Buru. Telah dua tahun proses ini kami lakukan dengan masyarakat adat sebagai kekuatan social budaya dengan prinsip kemitraan. Dengan membangun daya saing masyarakat berbasis usaha ekonomi unggulan masyarakat dengan meningkatkan produktifitas dan kualitas produksi sumber daya lokal tersedia secara berkelanjutan.

Hal ini sebagai upaya untuk mengembalikan kejayaan Pulau Buru di sektor pertanian secara bertahap. Sehingga melakukan Penanaman pohon berbasis masyarakat, jenis pohon yang disepakati oleh masyarakat adat yaitu mahoni, pala dan cokelat sebanyak 95.000 bibit. Hal ini dilakukan dengan prinsip keberlanjutan secara ekonomis dan ekologis dengan mentransformasikan kearifan local dalam program sebagai bentuk tanggung jawab kepada generasi selanjutnya. Proses ini dikembangkan di wilayah adat Desa Waeflan dan telah dituangkan dalam kesepakatan bersama. Diharapkan dapat menjadi model pengembangan program dan sebagai tempat belajar.

Di Kabupaten Pulau Buru ditanam dengan beberapa pola :

  • Menanam dalam satu hamparan dengan memadukan ketiga bibit tersebut.
  • Memadukan bibit pohon mahoni sebagai tanaman pagar yang ditengahnya ditanami bibit pohon pala dan cokelat.
  • Memadukan bibit pohon cokelat dengan tanaman kacang tanah dan jagung.
  • Ditanam di tempat fasilitas umum seperti jalan raya dan sekolah.

 

No

Jenis Tanaman

Target Tanam

Realisasi Tanam

per 20 Des 2013

Lokasi

1

Cokelat

10,000

10,000

P. Buru, Maluku

Mahoni

40,000

40,000

Pala

45,000

45,000

 

Sebarkan!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *