Menyambut hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 15 Oktober 2013, para penjual sapi dan kambing mulai bermunculan di pinggir jalan. Tidak mau ketinggalan, Rumah Perubahan juga menjual sapi yang sudah diternakkan selama setahun dalam program integrated farming Rumah Perubahan. Tapi, tentu saja yang ini berbeda.
Sapi tidak dijual di pinggir jalan, tapi dilelang kepada para pengusaha dan perusahaan di Indonesia. Lelang yang diberi nama Cowrity–Cow for Charity–ini dilaksanakan 27 september lalu di Rumah Perubahan, Jatimurni, Bekasi. Empat belas ekor sapi dengan bobot masing-masing lebih dari 400 kg dilelang dengan mengusung program-program sosial Rumah Perubahan.
Adapun program-program sosial yang ditawarkan adalah: pengolahan minyak kayu putih Pulau Buru, Kampung herbal, Rumah baca Manca, TK dan PAUD Kutilang, perpustakaan Pulau Buru, integrated farming, KITABISA.co.id, financial literacy, sepeda sehat, Diskusi Rumah Perubahan, Young Fellow, converter plastik, Rumah Tempe, Pelatihan Guru Menulis.
Melalui Cowrity, Rumah Perubahan mengajak untuk berkurban sekaligus memberikan donasi bagi kegiatan-kegiatan sosial yang memberdayakan masyarakat di sekitar Rumah Perubahan. Salah satu sapi yang terlelang diberi nama Pak Gema, yang membawa program sosial Pelatihan Guru Menulis.
Pelatihan ini diberikan kepada guru TK hingga SMA tanpa dipungut biaya, agar para guru dapat mengajarkan cara serta kebiasaan menulis yang baik dan menarik. Di tahun 2011 lalu, pelatihan ini telah dilaksanakan sebanyak 10 batch, yang masing-masing diikuti oleh 100 orang guru dari berbagai jenjang.
Acara yang berlangsung hari Jumat siang itu sangat dinamis. Para peserta antusias menawar sapi-sapi yang diternakkan Rumah Perubahan. Siapa bilang kepedulian sosial kian tipis? Melalui Cowrity, mari kita sanggah anggapan yang keliru ini.
Rumah Perubahan