Sebuah pemerintahan bukanlah sebuah perusahaan besar. Namun perkembangan pesat dalam ilmu mengakibatkan banyak sekali konsep manajemen dan bisnis yang dipakai para pemimpin dunia dalam memperbaiki kondisi daya saing bangsanya.
Presiden Bill Clinton, misalnya, sebelum dilantik, mengundang banyak ahli manajemen untuk berbincang-bincang dengannya di Arkansas, tempatdiamenjadigubernur.Di sana tampak hadir Michael Porter, Steven Covey,Peter Senge, dan banyak lagi. Dari film-film dokumenter yang sempat saya lihat, Clinton mempelajari banyak hal yang menjadi pedoman para CEO mulai dari upaya bangsa menumbuhkan kekuatan baru,membangun leadership, menciptakan teamwork sampai melakukan breaktrough.
Seperti Obama, Clinton juga memimpin di masa-masa ekonomi sulit, menerima warisan berupa krisis yang diciptakan pendahulunya (George Bush Senior). Krisis di masa itu akibat Perang Teluk dan kalahnya Amerika dalam memenuhi keinginan pasar global.Namun kita juga tahu,Clinton berhasil membawa Amerika keluar dari krisis,menciptakan kesempatan kerja tertinggi sejak era 1960-an sebelum dihancurkan lagi oleh George Bush Yunior. Selain itu, sepanjang sepengetahuan saya, Prof Michael Porter dari Harvard Business School juga banyak diminta membantu kepalakepala negara untuk memperbaiki daya saing bangsabangsa.
Bagi Porter, kesejahteraan bukanlah hasil dari warisan alam, melainkan sesuatu yang harus diciptakan.Tidak mengherankan bila konsepnya tentang Microeconomics of Strategy: Cluster and Firms banyak dipakai pemerintah, Brasil, China, Thailand, Singapura, dan sebagainya. Berpikir seperti seorang CEO tidaklah otomatis membuat Anda menjadi seorang yang liberal dan pragmatis. Alangkah hebatnya Indonesia kalau para pembantu presiden, selain berjiwa politis, juga memiliki cara kerja seorang CEO.
Berikut ini adalah 10 cara kerja CEO yang banyak dipakai para pemimpin dunia. Siapa tahu Anda berminat menjadi menteri, wakil menteri, dirjen, atau apa sajalah yang mengurusi orang banyak. Bukankah sekarang banyak orang menitip CV-nya kepada Presiden?
Satu: Visi
Seorang CEO memulai pekerjaannya dari sebuah visi besar yang ”hidup”,tetapi tidak mendiamkan visi itu berada di dalam lemari besi berbingkai kaca yang hanya bisa dilihat dari jauh. John F Kennedy menuangkan visinya sesederhana ini: ”Mendaratkan manusia ke bulan dan membawanya kembali dengan selamat ke bumi pada akhir dekade ini.” Seperti yang pernah saya ceritakan, berulang kali Kennedy menyampaikan visinya dengan bahasa yang dia ulang-ulang.
”Mengapa kita memilih pergi ke bulan dan tidak membuat transportasi yang bisa mendaratkan kita ke puncak gunung tertinggi,”tanyanya. Dia menjawab, ”Kita memilih ke bulan bukan karena itu mudah. Kita pergi ke bulan karena kita tidak ingin membiarkan Uni Soviet melihat Amerika dari atas langit kita….”
Kedua: Values
Meski pasangan visi adalah misi, saya melihat ada satu elemen yang selalu diabaikan para pemimpin di sini, yaitu tata nilai. Seorang pemimpin besar bekerja dengan tata nilai, tidak berkompromi terhadap pelanggaran nilai-nilai yang dibangunnya, dan menyeleksi menteri-menterinya pertama-tama bukan dari segi kecerdasan atau gelar akademiknya, melainkan dari karakternya, yaitu kesamaan nilai-nilai. Mereka sadar betul bahwa presiden belum tentu menjadi pemimpin kalau tak bekerja dengan nilai. Nilai-nilai bisa bergeser dari waktu ke waktu, tetapi ada nilai baru yang mereka wariskan untuk jangka waktu yang panjang.
Ketiga: Pareto
Seorang CEO yang menghadapi banyak masalah tahu persis bahwa dia tak bisa menyelesaikan semua masalah. Oleh karena itu dia bekerja dengan prioritas. Mengapa prioritas? Karena tak semua masalah itu penting dan berdampak luas. Sementara itu, ada sedikit masalah yang kalau dibiarkan justru akan berakibat besar.Maka mereka pun mengikuti saran Vilfredo Pareto bahwa ada 20% masalah yang menimbulkan dampak sebesar 80% dari hasil yang dicapai. Mereka menemukan yang 20% itu dan fokus di sana.
Keempat: Hire the Best
CEO hebat bukanlah karena pendidikan atau gelarnya, melainkan seorang yang bisa bekerja dengan banyak orang dan mampu merekrut orang-orang hebat bekerja untuknya.Orang-orang hebat itu adalah orang-orang yang mampu menyederhanakan hal rumit menjadi simpel, bukan seorang yang mudah panik, tetapi seorang yang selalu menemukan pintu keluar dari setiap kesulitan. Orang-orang terbaik cepat membaca masalah, cepat belajar, bekerja cepat, dan mudah menyesuaikan diri pada keadaan baru. Pemimpin juga harus menentukan apa arti the best menurut tuntutan stakeholdersnya. The best bisa berarti memberikan hasil atau menciptakan sistem untuk masa depan.
Kelima: Teamwork
Seorang CEO bukanlah pemain tunggal. Dia bukanlah seorang penyendiri yang merasa bisa menyelesaikan semua masalah. Dia bukan pemain tunggal yang hanya pintar sendiri: membuat pidatonya sendiri, hanya bisa dibaca sendiri, mengambil keputusan sendiri, menganalisis masalah sendiri, membuat kebijakan dan peraturan sendiri, dan seterusnya. Seorang pemain tim memiliki semangat komplementer, bukan bertindak substitusi.
Keenam: Pembaruan
CEO bukanlah seorang manajer biasa yang hanya bekerja rutin dan menghindari risiko. Seorang CEO adalah pembaru yang berani mengambil risiko. Dia berada di depan memperbarui bukan saja departemen atau perusahaannya, melainkan industrinya. Pemimpin seperti ini disebut juga sebagai cracker. Kalau dia menjadi menteri hukum dan HAM atau menjadi kapolri, maka dia akan memperbarui industri penegakan hukum dan keadilan, bukan sekadar pengelola lapas atau komandan para aparat keamanan.
Ketujuh: 360 Derajat
Seorang CEO memimpin 360 derajat: ke atas-ke bawah dan ke samping. Di bawah dia dicintai dan dihormati, di atas dia dipercaya, dan di samping dia dibantu kolega-koleganya. Pemimpin yang menguasai hubungan 360 derajat akan mudah memecahkan masalah sehingga dukungan di bawah yang kuat tidak dipandang sebagai ancaman oleh atasan maupun kolega-koleganya.
Kedelapan: Business Process
Apakah tugas terberat seorang menteri dalam tiga tahun terakhir masa jabatan dari seorang presiden yang tak bisa dipilih kembali? Jawabnya adalah mempercepat segala sesuatu yang belum diselesaikan para pendahulunya dan mewarisi proses bisnis pada kementerian yang memudahkan penggantinya memberi pelayanan prima.
Para pencinta kekuasaan biasanya hanya fokus pada kinerja dirinya sendiri dengan harapan kelak dia bisa dipilih kembali oleh presiden berikutnya. Tapi seorang CEO yang hebat berpikir dia harus mewariskan birokrasi yang ramping dengan proses bisnis yang sederhana.Bila proses ini telah sempurna,siapa pun yang menjadi CEO pasti akan memberikan pelayanan yang baik bagi bangsanya.
Kesembilan: Alignment
Apakah artinya berhasil pada kementerian yang dipimpin sendiri? Ketika seorang menteri dikatakan berhasil memimpin institusinya, apakah bedanya dia dengan seorang kepala seksi yang juga dikatakan berhasil? Seorang menteri CEO perlu memutuskan apakah dia ingin menjadi eksekutif terbaik pada bagiannya, departemennya, pada industrinya atau pada negara ini.
Seorang pemuda yang mobilnya diserempet mobil balap bercerita bagaimana dia harus susah payah mengejar mobil balap yang menyerempet kendaraannya.Namun saat mobil itu dikejar, dia justru ditangkap polisi dengan alasan melanggar batas kecepatan. Sewaktu dia protes, polisi malah mengenakan tilang. ”Memangnya Bapak tidak lihat mobil balap itu lari lebih kencang dari saya?”Polisi itu menjawab, ”Tahu, saya tahu. Tapi karena saya tidak bisa tangkap dia, maka kamu yang saya tangkap.”
Kesepuluh: Berikan Hope!
Akhirnya, saya perlu menyampaikan bahwa bekerja menjadi seorang menteri adalah memanggul beban kepercayaan dari suatu komunitas rendah kepercayaan. Anda dihormati keluarga besar, didatangi banyak wartawan, dikawal kendaraan patroli, diberi kursi di depan, disambut dengan karpet merah, diberi kursi nomor 1A di pesawat Garuda.
Namun Anda juga akan dihujat para wakil rakyat yang bicara seenak perut mereka dan dalam kunjungan kerja Anda tak selalu akan mendapat pujian atau cium tangan. Hujatan adalah biasa, apalagi bila kementerian yang Anda pimpin menjadi sarang para koruptor.Anda bisa mengelak tak tahu-menahu, tapi Anda bertanggung jawab. Memberantas korupsi tidak mudah, tetapi memberikan harapan untuk berubah adalah pilihan tegas seorang CEO yang memegang teguh pakta integritas.
Nyalakanlah sebatang lilin di ujung terowongan, maka semua orang akan bergerak ke sana.No hopeno future dan Anda hanya akan menjadi sumber kemarahan tiada akhir. Selamat bekerja, segeralah berlari dan jangan katakan, ”Saya pelajari dulu!” Di padang savana, setiap pagi rusarusa kecil harus berlari lebih kencang dari seekor cheetah yang siap menerkam. Negeri ini terus diterkam cheetah-cheetah lapar dari tanah seberang bila menteri-menterinya malas, hanya sibuk mengurus masalahnya sendiri, dan baru belajar bila masalah datang
Rhenald Kasali
Guru Besar Universitas Indonesia
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/437370/34/