Buku #MO (Mobilization – Orchestration) memperlihatkan hasil riset Prof. Rhenald Kasali dan tim tentang dunia kita saat ini. Terutama setelah gelombang disrupsi berusaha mengguncang. Kehadiran kekuatan baru (new power) perlahan menggeser kekuatan yang lama (old power).
Menanggapi hal tersebut, tidak cukup hanya dengan membaca buku #MO saja. Anda, sebagai pengambil keputusan dan kebijakan sudah selayaknya tahu lebih mendalam. Memahami langkah-langkah apa yang sekiranya memang perlu diambil untuk membuat perusahaan dan organisasi Anda tidak salah strategi. Maka, Rumah Perubahan menyelenggarakan Escaping the Old Power training yang berjalan selama dua hari (30-31 Agustus 2019).
Dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari beragam instansi, public training kali ini memang mengajak para jajaran eksekutif untuk sama-sama membuka wawasan tentang fenomena-fenoma di sekitar kita.
Preventif dari Gagal Paham
Prof. Rhenald Kasali membuka pelatihan dengan beberapa video yang seringkali membuat banyak orang gagal paham. Dari situ, Prof. Rhenald Kasali menjelaskan bahwa tidak sedikit yang kerap melihat suatu peristiwa begitu saja, padahal banyak peristiwa yang tidak sesuai kejadian aslinya. Itu masih contoh bagaimana teknologi dapat membuat orang melakukan shaping dan sharing informasi. Menciptakan narasi-narasi baru.
Penjelasan menganai shaping dan sharing diperdalam lagi melalui studi kasus. Dipandu oleh Faculty Member Rumah Perubahan, para peserta mencoba menganalisa peristiwa yang pernah ramai diperbincangkan di jagad dunia maya Indonesia.
Selepas rehat siang, Rumah Perubahan menghadirkan salah satu pelaku Mobilisasi-Orkestrasi sharing session. Selama sesi tersebut, Senior Faculty Member Rumah Perubahan menceritakan bagaimana sebuah organisasi melakukan peningkatan-peningkatan karena the main is no longer the main. Tidak hanya itu saja, bahkan juga dibahas berbagai kisah mengenai publisitas negatif dan bagaimana menanggulanginya.
Pada sharing session yang kedua peserta diperkenalkan dengan bagaimana mengorkestrasi suatu resource. Peter Shearer, CEO dari Wahyoo, mulai bercerita bahwa idenya muncul karena melihat bagaimana para pelaku usaha warteg belum memiliki perencanaan yang matang terkait finansialnya. Melalui Wahyoo, Peter ingin menciptakan ekosistem yang mampu memberdayakan mereka.
Pentingnya Memahami Orkestrasi
Di hari kedua, materi lebih banyak menekankan pada pemahaman terhadap orkestrasi sumber daya. Peter Shearer dari Wahyoo sudah memperkenalkannya, maka giliran peserta untuk memperdalam terminologi “orkestrasi.” Dipandu oleh Prof. Rhenald Kasali dan Faculty Member Rumah Perubahan, peserta dihadapkan lagi dengan studi kasus yang berbeda. Mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan hasil analisis dan diskusi.
Dari situ, peserta kemudian mengetahui bahwa ada budaya yang berbeda antara korporat dengan platform, seperti Wahyoo. Beberapa poin yang disampaikan menekankan bahwa meskipun organisasi dan perusahaan memiliki budaya korporat, tidak ada salahnya untuk mencoba terbuka dan belajar dari platform. Hal tersebut mengantarkan peserta pada apa yang disebut kekuatan baru (new power).
Dalam memahami New Power, ternyata dibutuhkan leadership yang berbeda. Melalui simulasi, peserta tidak sekadar membaca studi kasus dan mendengarkan lecture. Mereka merasakan sendiri bagaimanakah New Power Leadership yang dimaksud dalam era #MO ini. Dengan kata lain, peserta mendapatkan pengetahuan dan taktik untuk dapat Escaping the Old Power.