Sebagai pelaku bisnis, selalu memperbarui ilmu dan wawasan sudah menjadi keharusan. Perkembangan teknologi yang memengaruhi pola konsumen manusia tentu menjadi hal baru yang harus segera disesuaikan. Apabila tinggal diam dan hanya mengandalkan strategi sebelumnya, belum tentu menjamin keberhasilan suatu bisnis.
Pemerintah Kota Denpasar mengirimkan 18 orang pelaku UMKM terbaik. Mereka dipilih melalui sistem seleksi. Mulai dari jenjang SMA/SMK, kategori bidang IT, hingga kategori umum. Kedelapanbelas peserta itu mengikuti kegiatan Dynamic Entrepreneurship di Rumah Perubahan selama 2 hari (5-6 Maret 2020).
Salah satu yang menjadi modal pelaku bisnis adalah mengenai mindset. Pola pikir yang tidak berkembang (fixed mindset) akan menimbulkan mental block. Rintangan yang ada di depan mata akan dianggap sebagai penghalang, bukan sebagai tantangan atau kesempatan untuk belajar. Melalui simulasi kompleks, para peserta diberikan tantangan untuk melawan mental block mereka. Terdiri dari serangkaian misi yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, mereka memutar otak bagaimana caranya agar dapat menuntaskan simulasi tersebut. Mereka akui, meskipun sulit tetapi mereka bisa menaklukannya.
Simulasi kompleks itu adalah jembatan menuju sesi Reflection Insight. Dari rangkaian tantangan, mereka membahas hal apa yang mereka dapatkan dan dapat diinternalisasi. Dipandu oleh Senior Faculty Rumah Perubahan, mereka mengatakan bahwa seringkali pelaku bisnis terpaku pada satu cara saja. Padahal ada cara-cara lain yang bisa dilakukan. Mereka juga mengakui, berpikir kreatif dan kritis menjadi suatu hal yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis.
Sebagai pengenalan awal ke dalam materi tentang entrepreneurship, Senior Faculty Member Rumah Perubahan membahas mengenai Entrepreneur in Digital Era. Di situ, mereka mendapatkan insight bahwa kehadiran teknologi dapat membantu laju bisnis yang sedang mereka rintis. Tentu saja salah satunya dengan melihat bagaimana masyarakat sekarang melakukan konsumsi. Sesi itu menimbulkan banyak diskusi antara peserta dengan Senior Faculty Member Rumah Perubahan. Diantaranya adalah bagaimana cara mereka memulai untuk lebih dapat diterima oleh masyarakat. Ide-ide yang mereka miliki pun juga beragam dan menarik.
Keseruan terus berlangsung di hari kedua. Hasi diskusi di hari pertama tidak diabaikan begitu saja. Melainkan menjadi landasan untuk mengembangkan bisnis. Melalui sesi Design Thinking dan Business Model Canvas, mereka kemudian diperkenalkan bagaimana cara bisa membuat bisnisnya lebih relevan dengan keadaan sekarang.
Namun, kelas dan lokakarya saja belum cukup. Sharing session pun dilakukan untuk memantapkan pengetahuan peserta. Dibawakan oleh salah stau pelaku start up di Indonesia, peserta mendapat banyak wawasan baru. Diskusi menjadi hidup dan saling mengisi satu sama lain. Peserta mendapat insight tentang entrepreneurship yang bisa mereka terapkan di dalam usahanya.
Dynamic Entrepreneurship ditutup dengan sesi Marketing in Digital Era. Memiliki usaha dan menggunakan platform media sosial memang sudah mereka lakukan, tetapi belum semuanya memaksimalkan platform tersebut untuk melakukan penjualan. Maka melalui sesi itu, Senior Faculty Member juga memberikan lokakarya bagaimana sebaiknya memilih platform media sosial yang tepat untuk produk mereka.