Berada pada era disruption memaksa manusia untuk terus beradaptasi kalau tidak ingin tergerus. Bekal pengetahuan dan wawasan serta strategi saja masih belum cukup untuk dapat survive dalam era penuh perubahan ini. Seperti yang sering dikatakan, perubahan tidak hanya membahas tentang apa yang ingin diubah dan bagaimana cara mengubahnya. Diperlukan mindset atau pola pikir yang berbeda pula. Itulah yang disebut disruptive mindset, sebuah mindset yang memandang era disrupsi sebagai peluang dan kesempatan, bukan lagi memandangnya sebagai suatu ancaman.
Melatih mindset agar menjadi disruptive mindset dilakukan oleh Bank Negara Indonesia (BNI) di Rumah Perubahan. Dengan membawa jajaran marketing, sales, dan production, berjumlah 33 orang berkumpul untuk kegiatan Disruptive Mindset Program selama 2 hari (22-23 Desember 2017).
Memperkenalkan disruptive mindset salah satunya ialah dengan menunjukkan fenomena yang sudah terjadi saat ini. Tujuannya ialah agar awareness terbangun. Bahwa setiap perubahan adalah menuju langkah yang lebih baru dan harus ditanggapi dengan energi positif pula. Oleh karena itu, pada hari pertama dari Disruptive Mindset Program, Senior Faculty Member Rumah Perubahan membahas materi tentang Tomorrow is Today. Tentang pemecahan masalah-masalah masa kini dengan pendekatan inovasi-inovasi di masa depan.
Mereka yang memiliki disruptive mindset tidak akan terpaku hanya karena satu pintu tertutup. Melainkan akan mencari jalan lain dan memaksa diri untuk keluar dari zona nyaman sehingga menemukan pemecahan masalah. Berpikir kreatif, logis, dan kritis menjadi hal wajib untuk membangun disruptive mindset.
Apa yang sudah disampaikan selama materi Tomorrow is Today menjadi sebuah pembuka untuk kegiatan luar ruangan yang harus dilakukan oleh peserta. Mereka diberikan simulasi dalam bentuk tantangan dengan keadaan bersyarat. Peserta juga dikumpulkan dalam bentuk kelompok untuk menyelesaikan simulasi tersebut.
Simulasi bernama Mission Impossible ternyata bisa ditaklukan oleh peserta. Mereka benar menerapkan apa yang sudah dibahas pada pembuka acara. Disruptive mindset pun mulai terbangun. Hal itu juga didukung dengan sesi insight yang dipimpin oleh Senior Faculty Member Rumah Perubahan. Peserta mulai mampu mengaitkan simulasi Mission Impossible dengan kapabilitas individu untuk memiliki pola pikir yang disruptif.
Di hari kedua, para peserta diajak untuk melihat perubahan yang terjadi saat ini sebagai suatu peluang. Mereka mendapatkan materi yang membahas mengenai Business Model Canvas. Pembahasan pun seputar bagaimana mereka bisa mendefinisikan bisnis yan tengah mereka jalani ke dalam kanvas bisnis tersebut untuk kemudian menemukan peluang yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
Disruptive Mindset Program berakhir pada 23 Desember 2017 dan ditutup dengan sesi sharing session salah satu pelaku bisnis ternama yang berhasil membaca peluang di tengah perubahan masif akibat disruption.