Sebanyak 126 pegawai Pemerintah Kota Tangerang Selatan kemarin berbondong-bondong datang ke Rumah Perubahan. Menindaklanjuti dari kegiatan assessment yang sudah dilakukan pada bulan Mei lalu, kali ini para aparatur sipil negara (ASN) tersebut memperdalam assessment dengan metode yang berbeda.
Diadakan di area Galea Belangi Rumah Perubahan, proses assessment dimulai pada pukul 09:00 WIB. Sebelumnya, mereka diberi pengarahan dan pengantar mengenai pentingnya melakukan assessment, apa gunanya, dan diingatkan untuk menjawab sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi yang mereka pernah alami. Kalau dalam assessment sebelumnya mereka diminta mengisi beragam pertanyaan pada kertas (paper based), kali ini para peserta diminta untuk menggunakan gadget mereka.
Acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berlangsung hingga jam 12:00 WIB yang secara keseluruhan menggunakan perangkat elektronik dan juga jaringan internet untuk mengisi pertanyaan assessment. Mereka pun harus mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam setiap paket assessment. Total ada 3 paket assessment yang harus dijawab secara jujur dan juga rinci.
Online assessment tersebut dapat dilakukan peserta dengan cukup cepat. Kurang lebih selama 2 jam, semua peserta telah selesai mengisi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Meskipun sempat kesulitan karena pertanyaan yang dihadapi mirip-mirip, buktinya mereka dapat menyelesaikannya dengan baik.
Setelah istirahat makan siang, para peserta pun kembali ke dalam ruangan. Bukan lagi melakuakn assessment, melainkan melakkukan Focus Group Discussion. Peserta dibagi menjadi 11 kelompok yang berbeda sesuai dengan kriteria yang dimilliki oleh masing-masing peserta. Mereka duduk melingkar dan mendengarkan penjelasan sebelum Focus Group Discussion dilakukan.
Masing-masing peserta diberi sebuah studi kasus yang menjadi bahan diskusi selama 75 menit lamanya. Dalam waktu 20 menit, peserta harus mampu memahami informasi yang terdapat dalam studi kasus.
Sepanjang Focus Group Discussion, semua peserta diwajibkan untuk beropini, baik itu pro ataupun kontra. Mereka pun juga diwajibkan untuk menggunakan data-data yang ada di dalam studi kasus sebagai landasan untuk berpendapat. Tampak beberapa kelompok yang menggunakan flip chart yang tersedia sebagai medium menyampaikan ide dan gagasannya tersebut.
Waktu sebanyak 75 menit tidak terasa. Focus Group Discussion pun dilanjutkan dengan mendengarkan bersama beberapa peserta yang bersedia menyampaikan gagasan individualnya terkait studi kasus yang sudah mereka baca sebelumnya. Tidak mau kalah, beberapa pun saling berebut ingin unjuk pendapat. Focus Group Discussion dalam skala kelas berlangsung dengan menarik.
Pukul 16:00 WIB, kegiatan pun berakhir. Integrative assessment yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan bibit-bibit para Change Agent dan Change Leader yang bisa membantu kota Tangerang Selatan untuk menjadi lebih baik.