Kendaraan listrik \”Batik\” saat diturunkan di pekarangan Rumah Perubahan pagi ini.
Bu Ning Harmanto, saat diwawancarai reporter beritasatu.tv
Bu Ning Harmanto, memulai bisnisnya berjualan obat herbal saat krisis melanda Indonesia tahun 1997
Christoforus Richard, penggagas kendaraan listrik \”Batik\” sebagai moda transportasi jarak dekat yang ramah lingkungan.
Rhenald Kasali menyatakan bahwa kondisi perekonomian yang sedang lesu seperti saat ini bukan halangan bagi seorang entrepreneur untuk berkembang.
Dua motor di atas ini merupakan motor listrik yang 80% komponennya murni buatan anak bangsa.
Rhenald Kasali mencoba kendaraan listrik \”Batik\”. kendaraan ini dalam sekali angkut bisa sampai lima orang penumpang
Rhenald Kasali, ditemani Christoforus Richard dan Ning Harmanto saat mencoba kendaraan listrik \”Batik\” di pekarangan Rumah Perubahan
Dari kiri-kanan: Masril Koto, Rhenald Kasali, Ning Harmanto dan Christoforus Richard berfoto di depan \”Batik\” yang ecofriendly
Christoforus Richard dan Rhenald Kasali berharap kendaraan listrik ini menjadi solusi transportasi jarak dekat yang murah dan ramah lingkungan di perkotaan
(Jumat, 11 September 2015)- Pagi ini Rumah Perubahan kedatangan satu unit kendaraan listrik yang diberi nama “Batik”. Adalah seorang Christoforus Richard yang membuat kendaraan niaga roda tiga yang bsia dipakai untuk mengangkut penumpang, bahkan kapasitasnya bisa mencapai 5-6 penumpang.
Kendaraan listrik ini sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi pembuangan. Dengan hanya diisi ulang tenaga-nya selama tiga jam saja, “Batik” mampu dijalankan dengan jarak tempuh 100-120 jam. Nantinya “Batik” ini bisa menjadi solusi alat transportasi jarak dekat yang lebih efisien karena hemat energi dan mampu menampung maksimal lima orang dalam sekali jalan.
Bersamaan dengan penyerahaan kendaraan listrik “Batik” untuk Rumah Perubahan, kami kedatangan tamu dari beritasatu.tv yang meliput untuk acara Xpose dan akan tayang pada tanggal 21 September 2015, pukul 20.00 wib.
Rumah Perubahan concern dengan inovasi dan selama setahun ini terus berhubungan dengan saudara Richard agar kendaraan roda tiga ini bisa menjadi solusi utk mengatasi krisis energi dan masalah lingkungan. Saat ekonomi sedang mengalami gejolak penurunan seperti saat ini tentunya bukan menjadi masalah bagi seorang entrepreneur. Sebagai contoh, Bu Ning Hermanto Owner PT. Mahkota Dewa justru mengalami permintaan obat herbal diatas kapasitas produksinya. Sehingga dalam keadaan apapun, seorang entrepreneur harus siap menghadapinya.
Semoga kendaraan bati bisa diterima dengan baik oleh masyarakat indonesia dan dunia dan semoga batik tidak diperkarakan seperti mobil listrik karya anak bangsa…hidup perubahan karena yang abadi adalah perubahan