Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yang sudah mapan menjadi pekerja di instansi tertentu. Tetapi ketika pertanyaan ini dijadikan pembuka dalam pelatihan Dynamic Entrepreneur, apalagi diajukan oleh salah satu pendiri Rhenald Kasali School of Entrepreneur (RKSE), tentu bukannya tanpa alasan.
Dynamic Entrepreneur merupakan salah satu pelatihan untuk publik yang rutin digelar oleh RKSE di Rumah Perubahan, Jatiwarna, Bekasi. Pelatihan tanggal 7-9 Desember ini merupakan angkatan ke-32 dan diikuti oleh 30 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Ketiga pendiri RKSE—yaitu Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Sunaryo Suhadi (Cak Naryo), dan Henky Eko Sriyantono (Cak Eko)—juga sejumlah ahli dan praktisi kewirausahaan bergantian berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam membangun bisnisnya masing-masing.
“Kalau sekali-dua kali gagal, jangan langsung patah semangat,” ujar salah satu pembicara. Karena menurut sejumlah penelitian, 9 dan 10 usaha gagal dalam 5 tahun pertama. Para peserta yang kebanyakan berusia muda sontak tertawa ketika pembicara tersebut—sambil bergurau—membantu menghitungkan berapa kali lagi mereka mungkin gagal.
Seluruh peserta tampak antusias mengikuti berbagai paparan materi, termasuk juga ketika Rumah Perubahan menyelenggarakan outbound di hari kedua. Bahkan, salah satu peserta, Elprisdat M. Zen—ketua Dewan Pengawas LPP TVRI—ikut berayun menyeberangi jembatan ban di atas air untuk mendapatkan nilai maksimal bagi kelompoknya.
Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan penyerahan bantuan dari Dirjen IKM Kementerian Perindustrian kepada pemenang business plan terbaik yang mengikuti kegiatan ini. Setelah menyelesaikan pelatihan Dynamic Entrepreneur, diharapkan para peserta pulang dengan semangat baru untuk berwirausaha.
Salam RKSE!