Banyaknya tanaman obat di Indonesia merupakan salah satu bukti melimpahnya kekayaan alam kita. Ini tentu bisa dimaksimalkan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, asalkan kita mampu berkreasi dan terus mengembangkan inovasi terkait ilmu herbal. Inilah yang memicu Rumah Perubahan bekerja sama dengan Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Kemenakertrans untuk menyelenggarakan kegiatan Kampung Herbal, 23 Oktober 2013 lalu.
Kampung Herbal telah bergulir sejak tiga bulan lalu dengan dukungan dari 50 orang ibu yang bermukim di kawasan Jatimurni, Bekasi. Melanjutkan informasi yang telah didapatkan dari pelatihan sebelumnya, para ibu kembali ‘beraksi’ dengan memamerkan makanan yang telah mereka buat. Peserta dibagi menjadi 9 kelompok, yang masing-masing membawa 2 makanan andalan untuk dilombakan. Jurinya? Tak lain dan tak bukan adalah Ning Harmanto, CEO PT Mahkota Dewa sekaligus mentor yang telah rutin memberikan pelatihan produk herbal.
Dari setiap makanan yang dibuat, salah satunya wajib berbahan dasar kecapi sebagai salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di sekitar Jatimurni, sedangkan yang lainnya dapat dikreasikan dari bahan herbal apa pun. Setiap produk harus memenuhi kriteria originalitas–tidak meniru produk yang sudah ada dan feasibility atau keberlanjutan produk.
Pada pameran siang itu, peserta terlihat sangat bersemangat dan optimis. Mereka yakin bahwa produk yang dibuat mampu menarik perhatian dan layak untuk dijual ke publik. Hal itu terlihat dari respons rombongan peserta pelatihan guru menulis yang menghampiri booth mereka untuk mencicipi produk yang dibuat. “Makanannya enak-enak. Cocok untuk camilan anak-anak di rumah,” tutur seorang peserta pelatihan yang baru saja diajak berkeliling Rumah Perubahan.
Pemenang hari itu adalah kelompok Kecapi Daun yang membuat Cemilan Ginseng, campuran daun mangkokan dan daun gingseng yang dibuat dalam bentuk mi. Ide sederhana ini sangat menarik untuk menggantikan camilan anak-anak yang kini ditengarai banyak mengandung bahan pengawet. Nah, siapa bilang hidup sehat itu sulit?
Rumah Perubahan