Andaikan buku itu sepotong pizza pasti orang akan berebut untuk ‘memakannya’. Itulah kutipan dari Adjie Silarus, seorang motivator dalam acara pelatihan guru paham membaca di Santa Urusula BSD, Tangerang.
Pelatihan ini adalah untuk ketiga kalinya dilaksanakan Santa Ursula bekerja sama dengan Rumah Perubahan. Jumlah peserta pelatihan guru paham yang berlangsung pada tanggal 10-11 September 2012 kali ini mencapai 29 orang.
Pada pelatihan kali ini, guru-guru lebih banyak difokuskan untuk bisa kritis melihat sebuah bahan bacaan baik itu fiksi ataupun nonfiksi. Para guru diberikan pelatihan untuk bisa mengenali struktur sebuah bahan bacaan, dan pada kali ini lebih difokuskan pada struktur novel. Guru-guru diberikan tugas untuk membagi sebuah novel kedalam beberapa bagian, dilihat dari strukturnya.
Dalam materi pelatihan juga diberikan teknik membaca kreatif. Fungsinya adalah agar guru mampu merangsang muridnya untuk ikut membaca. Materi ini penting mengingat cukup sulit untuk menarik minat baca anak-anak usia Sekolah Dasar.
Trik-trik untuk membuat murid gemar membaca juga dibagikan kepada para guru, untuk nanti dipraktikkan di dalam kelas. Selain itu juga diberikan materi membaca cepat, pengembangan skill membaca.
“ Membaca bukan hal yang mudah, tidak semua orang mampu untuk memjadi pembaca yang baik. Dengan menjadi pembaca yang baik, kita juga bisa menjadi seorang penulis. Menjadi seorang penulis itu banyak kelebihan, saya bisa terbang keluar negeri hanya gara-gara menulis,” ungkap Ahmad Fuady yang merupakan penulis novel best seller Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna saat menjadi pembicara di pelatihan guru paham membaca kali ini.
Semoga materi-materi yang diberikan melalui pelatihan hasil kerjasama Santa Ursula dan Rumah Perubahan ini bisa membantu menciptakan generasi-generasi terbaik di masa depan. Salam Perubahan.