Kerusakan bumi bukan lagi wacana, melainkan sudah menjadi masalah yang kita hadapi sekarang ini. Perubahan iklim beserta dampaknya sudah kita rasakan sendiri, dan tentu saja, jangan membuang waktu untuk memperbaikinya.
Rumah Perubahan beserta Kementerian Lingkungan Hidup menelurkan School for Climate Change, yaitu program pelatihan pengelolaan lingkungan hidup untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta, dalam memahami dan mengelola dampak negatif dari perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh pemanasan global.
Untuk itu pada tanggal 23 September lalu digelar sosialisasi dengan mengundang kalangan pers dan perusahaan yang berkepentingan dalam program ini. Hadir pula para penggagas, yaitu Rhenald Kasali dari Rumah Perubahan, tokoh lingkungan Sarwono Kusumatmadja, Deputi Bidang Penanggulangan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan KLH Ir. Arief Yuwono, MA , serta Kuki Permana perwakilan dari industri.
Dalam Sambutan Pembukaannya Arief Yuwono mengatakan, “Tujuan Program ini adalah menyediakan forum peningkatan kapasitas bagi para pengambil keputusan untuk memberi dorongan akan pentingnya pertimbangan lingkungan dan perubahan iklim diintegrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan di lembaga pemerintah dan di dunia usaha. School for Climate Change, akan diikuti oleh berbagai kalangan dari dunia usaha, partai politik, akademisi, LSM, dan tokoh masyarakat, sehingga wadah ini dapat menjadi pendorong pembangunan yang pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment.”
Dalam sosialisasi ini Ir. Sarwono Kusumaatmadja dan Kuki Permana berkesempatan membahas isu seputar perubahan iklim akibat pencemaran lingkungan. Bagaimanapun, masalah yang sedang dihadapi saat ini merupakan tanggung jawab bersama yang harus diselesaikan. Sebelum mengakhiri kegiatan peserta diajak berkeliling untuk melihat fasilitas dan program integrated farming yang dijalankan oleh Rumah Perubahan.
Rumah Perubahan