Ditengah kompetisi yang kian ketat, ISS sebagai market leader dalam industri penyedia jasa outsourcing harus sigap dalam merespons berbagai perubahan yang terjadi. Berbagai pelatihan dilakukan untuk para karyawannya, termasuk pelatihan manajemen yang dilakukan melalui kerjasama dengan Rumah Perubahan yang didirikan oleh , Prof Rhenald Kasali.
“Sistem pendidikan kita selalu menghafal, memorizing, bukan berpikir kritis, kita harus berpikir dan bertanya, challenge diri sendiri. Mereka harus diajak menjadi driver bukan passenger,” jelas Prof. Rhenald Kasali.
Hal itu disampaikan Prof Rhenald Kasali dalam pelatihan ISS batch 3 di Rumah Perubahan, Jatimurni, Bekasi pada Senin. 9 Juli 2012. Pelatihan berlangsung selama 3 hari hingga 11 Juli 2012 dengan pembicara yang sangat inspiratif sehingga diharapkan mampu memberikan penyegaran bagi para peserta pelatihan.
Dalam materinya, Prof Rhenald Kasali menyampaikan tentang \”Memimpin dengan Coaching\”. Selain materi, para peserta juga diberi kesempatan untuk mengikuti role play materi tersebut. Dialog yang tersampaikan dari role play cukup menggelitik.
“Pak Handoko belakangan saya lihat kok suka melamun ya pak, tampak seperti sedang banyak pikiran, apa ada masalah belakangan ini?” tanya Made sembari menepuk pundak Handoko, “iya pak, anak paling bontot saya mau UAS, cucu saya juga mau masuk sekolah” jawab Handoko diiringi gelak tawa penonton. Demikian antara lain dialog role play materi yang menyegarkan suasana pelatihan.
Role play tersebut merupakan bagian dari pembelajaran bagaimana memimpin dengan metode coaching. “Coaching berbeda dengan managing, coaching intinya adalah pada kemampuan mendengarkan dan bertanya kepada bawahan, itu membuat mereka berpikir, bukannya diarahkan terus menerus yang membuat bawahan justru semakin bodoh” tegas Rhenald Kasali ditengah pelatihan.
Materi berikutnya disampaikan Boby S Laluyan, yang berbagi tentang pentingnya values dalam perusahaan. Penerapan valuesseharusnya tidak hanya sebatas ikrar diatas kertas namun menjadi arah dalam setiap kebijakan dan pengambilan keputusan. Lebih jauh lagi values akan jadi penentu keberhasilan sebuah perusahaan.
Disamping berbicara mengenai values, Boby S Laluyan juga menyampaikan pentingnya proses pembelajaran dalam perusahaan. “Seorang tentara angkatan udara yang mendapatkan wing penerbang, sudah melalui serangkaian proses yang sangat berat dan melelahkan, seperti itulah hidup, untuk mendapatkan wing kehidupan kita harus melalui jalan yang penuh tempaan” tutur Boby. Tempaan itu bisa berarti banyak hal, dan kesemuanya dibangun dari pengalaman dan jam terbang.
Boby S Laluyan juga menekankan agar para manager ISS yang umumnya memiliki jumlah staf yang banyak untuk terus memotivasi dan menjaga ritme kerja staf. \”Jangan sampai chicken stay eagle fly, bawahan yang hebat pergi dan terbang, yang tinggal justruthe loser,\” tegas Boby siang itu.
Peserta yang berasal dari berbagai divisi seperti cleaning, catering, parking, dll juga dibekali dengan materi-materi seperticommunication skill, Belongingness, Values, dll. Hari kedua pelatihan ISS batch 3 dimulai oleh kegiatan outbond, seperti biasa kegiatan outbond ini berisi permainan-permainan yang mengasah kekompakan, dan kerjasama para pesertanya. Permainan-permainan seperti mouse trap, swing and swing, gladiator, ataupun roll your drums di pertandingkan. Keceriaan tergambar dari wajah para peserta, suara gelak tawa pun kerap kali terdengar.
Setelah kegiatan outbond selesai, perserta dipersilahkan untuk makan siang dan beristirahat. Sore harinya kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi tentang \”Commuciation as a Leader\” dari Chelsea Gozali. Ia menyampaikan bagaimana cara berkomunikasi yang efektif, gesture tubuh yang baik itu seperti apa, mulai dari cara duduk, berdiri, berjalan, sampai berjabat tangan. Tapi satu yang penting adalah semua harus dari hati, karena sesuatu yang disampaikan dengan hati maka akan samapai ke hati juga.
Bobby S. Laluyan kembali memberikan materi di hari ketiga, namun dengan topik yang berbeda. Kali ini dia menyuruh para peserta untuk berdiskusi sesuai dengan bagian-bagian mereka, Para peserta ditugaskan untuk menganalisi lebih detail tentang bisnis proses mereka untuk mencari kemungkinan peluang bisnis baru. Karena seorang seorang intrapreneur harus mampu melihat kemungkinan bisnis baru yang dapat di create demi perkembangan perusahaan.
Pembicara yang terakhir yang tampil adalah Masril Koto, sang founder bank tani di Sumatra Barat. Masril berbagi cerita tentang lembaga keuangan yang dia kelola, mulai dari awal berdiri hingga saat ini. Para peserta pun telihat kagum saat mendengar bahwa lembaga keuangan ini dulunya hanya bermodal Rp 15 juta, namun kini sudah berkembang menjadi Rp 250 miliar. Modal dia hanya satu yaitu semangat yang tidak pernah padam. Pesan dia hanya satu hargailah petani, jangan pernah anggap mereka sebelah mata.
Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta dapat menjadi agent of change yang inovatif, kompetitif dan mampu membuat ISS terus berjaya di industrinya. Pelatihan yang diikuti 45 orang middle manager ISS ini sangat krusial dalam menopang kelangsungan bisnis ISS. Sumber daya manusia khususnya dilevel manajemen menengah harus dibekali, karena pada level inilah keputusan strategis harian dirumuskan dan pemecahan masalah dilakukan. Untuk itu Rumah Perubahan menyusun serangkaian materi khusus demi membentuk para agent of change baru ditubuh ISS.