Ketika perubahan terjadi semakin cepat, human capital dituntut untuk bisa segera menyesuaikan diri. Kapasitasnya sebagai individu pun juga diuji. Apakah sanggup untuk tetap relevan atau malah jauh ketinggalan.
Melihat perubahan sebagai suatu hal yang serius untuk direspon, Lembaga Penjamin Simpanan mengirim 35 Change Agent-nya untuk mengikuti kegiatan Change Agent Development Program selama dua hari (30-31 Oktober 2019) di Rumah Perubahan.
Sebagaimana cara belajar di Rumah Perubahan, para Change Agent diberikan materi pengantar terlebih dahulu mengenai Be A Driver. Bersama dengan Senior Faculty Member Rumah Perubahan, mereka mendalami seperti apakah karakter seorang Driver seperti yang ditulis oleh Prof. Rhenald Kasali dalam buku “Self Driving.” Karakter itu nantinya akan membantu Change Agent mengimplementasikan perubahan positif di dalam perusahaan.
Tidak berhenti sampai di situ, pemahaman Change Agent terkait sifat Driver dan Passenger diuji melalui simulasi Incridible Journey. Simulasi yang berbalut tantangan tersebut membuat Change Agent harus mengoptimalkan kemampuannya seperti critical and creative thinking. Bagaimana caranya mereka bisa menyelesaikan dan memenangi kompetisi dalam simulasi itu.
Di hari kedua, Change Agent mulai memahami betapa pentingnya karakter Driver di dalam masing-masing mereka. Hal tersebut juga semakin diperkuat melalui sesi bersama Prof. Rhenald Kasali yang membawakan tema “Leadership in New Power.” Dalam sesi itu, Prof. Rhenald Kasali menjelaskan di saat perubahan semakin masif terjadi, cara-cara memimpin lama sudah tidak berlaku lagi. Seseorang harus berani mengeksplorasi hal baru untuk menyeimbangi kondisi lingkungan sekitarnya.
Sebagai seorang Change Agent, mereka tidak hanya sebagai sosok yang bisa memimpin implementasi perubahan dalam perusahaan. Mereka juga diharapkan dapat melahirkan perubahan-perubahan yang baik pula. Maka dari itu, selain leadership in new era, Change Agent juga mendapatkan sesi mengenai Managing Oneself.
Setelah tahu bagaimana mengeksplorasi kemampuan diri dan mengaturnya agar dapat melahirkan ide-ide baru, Senior Faculty Member Rumah Perubahan kemudian mengajak para Change Agent untuk tidak hanya sekadar mengeluarkan ide. Ide harus dieksekusi. Dan untuk itulah memahami executing change menjadi penting. Para Change Agent tidak bergerak sendirian. Mereka juga harus melibatkan timnya agar perubahan yang diinginkan bisa betul terealisasi. Maka dari itu, kegiatan Change Agent Development Program ditutup dengan Action Plan Workshop. Melalui workshop, semua Change Agent diharapkan dapat mengajarkan kepada timnya mengenai kerjasama dalam eksekusi ide hingga menjalankan dan monitoring-nya.