“Manusia punya kecenderungan untuk lebih percaya pada cerita (fiksi) ketimbang fakta atau data,” ujar Prof. Rhenald Kasali, penerima anugerah Writer of the Year 2018.
“Dan ini menjadi rumit di era disrupsi, karena mesin pintar mempunyai fitur filter bubble yang membuat manusia tenggelam dalam realitas subyektifnya masing-masing. Mesin pintar dengan kecerdasan buatan itu bisa membaca keinginan manusia, sehingga bukan lagi fakta, melainkan cerita-cerita yang memuaskan batin yang sampai ke tangan masing-masing manusia Indonesia,“ ujarnya dalam orasi tentang literasi dalam pembukaan Indonesia International Book Fair 2018.
Dengan demikian, maka peran akademisi sebagai penjaga pintu gerbang ilmu menjadi lebih rumit. Akademisi dengan keahlian nonfiksi dituntut mengartikulasikan kebenaran dalam bentuk cerita untuk turut mencerdaskan bangsa karena di tangan ilmuwan yang teguh, setiap informasi harus melewati proses validasi.
Ketidakmampuan para akademisi melakukan hal itu bisa berakibat fatal bagi masa depan persatuan bangsa, kedamaian, dan kemajuan. Masyarakat akan dipenuhi oleh ruang-ruang kosong kebenaran yang lalu diisi oleh hoax, cerita-cerita yang menakutkan namun menorehkan luka-luka dan kebencian. “Maka, di negeri ini critical thinking dan big picture thinking menjadi suatu kemewahan.” Di situlah ilmuwan nonfiksi menghadirkan gagasannya, membuka mata masyarakat.
Anugerah 2018
IKAPI tahun ini memberikan anugerah Writer of the Year kepada Prof. Rhenald Kasali; Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan pendiri Rumah Perubahan.
IKAPI menilai lewat karya-karyanya, telah menjadikan Prof. Rhenald Kasali sebagai penulis Indonesia yang berpengaruh. Buku-bukunya selalu menjadi best seller, pandangan-pandangannya dikutip sebagai referensi kaum muda dan para pemimpin. Setiap kali kolomnya terbit selalu viral dan turut meluruskan segala kesimpangsiuran.
Dialah orang pertama yang “memaksa” masyarakat Indonesia agar berwirausaha pada tahun 1998-2000 saat terjadi gelombang PHK besar-besaran. Ia juga yang memperkenalkan pentingnya perubahan dalam buku “Change! Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Tempuh, Putar Arah Sekarang Juga.” Lalu, begitu sejumlah orang menuding masalah menurunnya daya beli, dia pula yang menjelaskan penyebabnya, yaitu efek Disruption (2017). Dan tahun ini, pandangan-pandangannya menjadi fenomenal karena uraiannya yang menggoda dalam buku The Great Shifting yang menjadi top book sale mengalahkan buku-buku fiksi.
Oleh yayasan The Global Gurus, Prof. Rhenald Kasali dicatat sebagai pemikir manajemen kelas dunia no. 22 bersama dengan pemikir manajemen dunia lainnya.