Berbicara tentang era yang serba berubah memang tidak ada habisnya. Semua aspek dituntut agar dapat berjalan secara seirama. Baik itu sistem ataupun manusia. Aspek manusia pun juga demikian. Tanpa adanya pengembangan diri, bisa dipastikan malah tertinggal dengan perkembangan zaman. Kapabilitas dan kemampuan menjadi tidak relevan dan menjadi ancaman produktivitas dalam bekerja.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyadari betul hal tersebut. Maka, bersama dengan Rumah Perubahan, sebanyak 100 orang dari jajaran Eselon 3 dan Eselon 4 Kemendes PDTT mengikuti kegiatan Change Leadership Program yang berlangsung selama dua hari (23-24 April 2018).
Sebagai pembuka, materi pertama yang disampaikan oleh Senior Faculty Member Rumah Perubahan ialah berkaitan dengan manajemen proyek (project management) bertajuk Change Project Management: Managing the Complex Tasks & People in Change. Mereka setidaknya diajarkan bahwa kompleksitas dalam menangani proyek pasti bisa diatasi jika mereka paham terlebih dahulu tentang manajemen pengelolaan waktu.
Sebagai cara dalam memahami materi tersebut, di dalam Managing the Complex Tasks & People in Change juga diselipkan simulasi The Race. Setiap kelompok diberikan tantangan dimana harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Simulasi itulah yang kemudian menjadi jembatan bagaimana mereka seharusnya mengelola waktu serta sumber daya yang dimiliki.
Materi kemudian dilanjutkan dengan bahasan tentang How to Manage Time: Setting, Goals, Objectives, Priority & Making Decision. Peserta kembali dijelaskan bagaimana menentukan sebuah obyektif dari proyek yang tengah mereka gagas untuk kemudian dikerucutkan, menentukan mana yang sebaiknya didahulukan.
Di hari kedua Change Leadership Program, para Eselon 3 dan Eselon 4 langsung disambut dengan simulasi Escape from Alcatraz. Simulasi Escape from Alcatraz juga merupakan bentuk gamefication dari materi di hari pertama. Simulasi yang bersifat perlombaan tersebut memiliki kompleksitas yang cukup tinggi. Menuntut para peserta untuk berpikir secara kreatif dan juga kritis.
Simulasi yang berlangsung hingga siang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam materi Problem Solving & Decision Making. Dipandu oleh Senior Faculty Member Rumah Perubahan, peserta diajak merefleksikan kembali apa yang sudah mereka lakukan selama simulasi ke dalam konteks pekerjaan sehari-hari. Disebutkan juga, sebagai seorang yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan, jangan sampai tidak memperhitungkan urgensi dari setiap keputusan yang diambil. Oleh karena itu, mengidentifikasi akar masalah memiliki peranan yang penting.
Sebagai penutup, para Eselon 3 dan Eselon 4 mendapatkan workshop tentang perencanaan dan eksekusi. Dalam sesi Planning into Execution, mereka diajarkan untuk mengidentifikasi masalah hingga membuat perencanaan penyelesaian yang mendetil. Hal itu membantu para peserta untuk merancang problem solving yang tepat. Jangan sampai usulan yang diberikan ternyata tidak cocok dengan permasalahn yang sedang mereka selesaikan.