Dalam perkembangan sebuah wilayah, tentu akan ada perubahan-perubahan yang menuntut para regulator untuk mengikuti alur kehidupan masyarakatnya. Termasuk ketika teknologi mempermudah kegiatan manusia. Regulator pun harus mampu beradaptasi dan menciptakan sebuah sistem yang membuat masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan menggunakan hak dan mengurus kewajibannya sebagai warga suatu kota.
Terminologi \”city branding\” pun juga termasuk hal tersebut. Para jajaran birokrat tidak hanya semata-mata menjalankan apa yang menjadi tugas, melainkan juga melihat kebutuhan warga dan mencoba merealisasikan. Oleh karena itu, para Eselon 3A dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengikuti kegiatan Executive Development Program yang diadakan di Rumah Perubahan.
Sebanyak 29 Eselon 3A yang hadir, mengikuti dengan baik keseluruhan sesi yang dihelat di Gedung Recode DNA. Diawali dengan materi mengenai kota-kota yang disruptif. Bersama dengan Senior Faculty Member Rumah Perubahan, peserta diajak \”berjalan-jalan\” mengenal kota-kota disruptif yang semakin mengikuti perkembangan zaman dan semakin menjadi kota yang layak untuk ditinggali. Peserta pun mengikuti sesi dengan ketertarikan yang luar biasa. Mereka bahkan membuka diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan menarik. Mendorong peserta lain ikut membahas kemungkinan Kota Tangerang Selatan menjadi kota yang disruptif juga.
Di sesi kedua, dibahaslah mengenai city branding dengan lebih terperinci. Bermula dari pertanyaan \”apa itu city branding?\”, peserta terpelatuk untuk membahasnya lebih jauh. Bahkan hingga membahas pula mengapa sebuah city branding menjadi sesuatu yang teramat penting, baik untuk para biroktat maupun untuk warganya sendiri. Diskusi pun terus berlanjut hingga akhirnya mereka tiba pada pertanyaan, \”bagaimana caranya mewujudkan city branding tersebut.\” Para Eselon 3A kemudian saling berdiskusi bagaimana mewujudkan Kota Tangerang Selatan yang sesuai dengan visi dan misi.
Pemahaman diperdalam lagi melalui simulasi. Mereka dibagi mejadi kelompok dan diminta untuk melukis di atas kanvas tentang gambaran Kota Tangerang Selatan yang mereka idamkan. Simulasi ini juga bertujuan sebagai penyamaan sudut pandang mengenai city branding, sehingga realisasi pun akan lebih mudah untuk dilakukan.
Untuk melengkapi hal tersebut, para materi terakhir diisi dengan sharing session bersama salah satu pemimpin yang mampu membawa perbedaan nyata. Diceritakan olehnya bagaimana sebagai pemimpin yang bisa menginisiasi sebuah perubahan ke arah yang lebih baik lagi.