Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus Titanum) yang sudah lama ditanam di kawasan hijau Rumah Perubahan, akhirnya merekah. Diperkirakan ia akan mekar sempurna minggu pertama Februari ini (2016). Hal ini sempat mengejutkan, pasalnya Bunga Raksasa ini dikenal sebagai tanaman paling langka di dunia yang menarik minat pengunjung mancanegara. Tak hanya itu, ia juga diketahui begitu sulit dibudidayakan dan tak mudah merawatnya. Selain itu, ia butuh sekitar 7-10 tahun untuk mekar pertama kalinya, dan hanya mekar sekitar 4 tahun kemudian.
Bunga bangkai koleksi Rumah Perubahan itu menurut para pendirinya, sudah ditanam sejak 10 tahun yang lalu. Namun untuk jenis raksaksa (Titanum) baru mekar untuk pertama kalinya bulan Januari ini. Selain Titanum, Rumah Perubahan juga mengoleksi jenis Gigaz, Murelis dan Variabilis. Sedangkan jenis Murelis yang ukurannya kecil (namun berwarna indah) sudah biasa berbunga. Untuk jenis Murelis ini Rumah Perubahan memiliki koleksi yang berasal dari Lombok, Pulau Buru, Aceh dan Jawa Barat. Sedangkan Titanum dan Gigaz berasal dari Sumatera.
Bunga Bangkai Raksasa adalah bunga dengan ukuran terbesar dan tertinggi di dunia, ia bisa tumbuh hingga 3 meter menjulang ke atas, dan yang tercatat sebagai rekor dunia tumbuh di New Hamspire, Amerika Serikat dengan ketinggian 3.1 meter. Rekor ini bertahan sejak 2010 hingga sekarang dan mendapat penghargaan dari Guinness Books of Records. Bunga Bangkai Raksasa ini sesungguhnya adalah bunga asli Indonesia, warnanya begitu indah dan memukau. Ia menjadi langka karena tidak disukai petani konon karena berbau menyengat sehingga seringkali tumbuh liar dan dimusnahkan. Padahal perburuan liar oleh para ahli botani asing masih sering terjadi di sini. Dan bilamana mereka berhasil memeliharanya, maka bunga ini dapat mendatangkan ribuan pengunjung walaupun ia hanya berbunga sekejap (8 sampai 75 jam).
Di Jepang, tepatnya di Kota Chofu pada 2015, puluhan ribu orang rela antri hanya untuk melihat dan berfoto dengan bunga terbesar di dunia ini. Tiga tahun sebelumnya, di Swiss bunga ini juga mekar. Padahal, terakhir kali mekar di sana pada tahun 1936.
Di area Rumah Perubahan seluas 5 hektar yang terletak tidak jauh dari Jakarta itu, para pendirinya sudah sejak lama mengoleksi tanaman-tanaman langka, termasuk sumbangan dari masyarakat. Tanaman-tanaman langka itu digunakan untuk mengajarkan kecintaan anak-anak terhadap tanaman aseli nusantara. Diantaranya Buah Merah dan Matoa dari Papua, Tampoi dan Pengago dari pedalaman Sumatera, Bunga Jeumpa dari Aceh, Bunga Merah Putih dari Pulau Buru, Duku dan Kecapi Betawi, jamblang, Rengas, Gandaria, dan Kenari.
Di antara ribuan koleksinya itu, tiba-tiba di antara semak yang lembab tampak sebuah tonjolan berwarna hijau muda diikuti satu tanaman lain yang menjulang ke atas. Padahal sebagai daun, pohon yang memiliki empat tahap vegetasi ini sudah lama ada di Rumah Perubahan, tapi tak menunjukkan tanda-tanda berbunga. Setelah diperiksa, ternyata itu adalah species titanum yang amat langka
Oleh ahli konservasi Rumah Perubahan, bunga itu segera diamankan dan dipisahkan agar tidak tertimpa batang kayu yang berguguran dari tanaman sekitarnya. Saat ini ia sudah bisa disaksikan publik, bahkan sudah ramai dikunjungi masyarakat. Kini tingginya sudah 1 meter lebih dan seminggu lagi diperkirakan akan mekar penuh dan berwarna kemerah-merahan.
Rumah Perubahan adalah Social Enterprise yang didirikan oleh Prof. Rhenald Kasali,Ph.D sebagai wadah untuk melatih masyarakat dan korporasi dalam menjalani proses transformasi yang seringkali membingungkan. Selain menjadi area eksperimen perubahan, bersama dengan para ahli manajemen, ia mengabdikan diri untuk mengembangkan konsep-konsep manajemen terbaru yang aplikatif. Ribuan orang telah dilatih di camp ini untuk menjadi wirausaha handal, membentuk mental Self Driving dan belajar menjadi profesional manajer.
Banyak orang mengira kalau area hijau nan asri itu berada jauh dari ibukota. Padahal letaknya sangat dekat dengan ibu kota Jakarta. Ketika masuk ke area Rumah Perubahan, kita akan bisa mendengar suara kecipak ikan dan gemericik air, melihat pepohonan yang rimbun, burung-burung dan kupu-kupu yang terbang bebas karena udaranya yang bersih.
Masyarakat yang ingin melihat dan berkunjung dapat menghubungi Rumah Perubahan di nomor telefon 085737415474.