Garis Mahir: Sebuah Perjalanan Manusia

Bagaimana manusia menjadi mahir? Jawabannya adalah dengan berlatih.

Latihan tersebut dimulai sejak usia dini ketika anak-anak diarahkan untuk mengasah kemampuan sensorik dan motoriknya, baik melalui bimbingan orang tua di rumah atau juga guru pendamping di taman kanak-kanak & sekolah. Proses ini kelak akan membantu anak dalam membentuk kemampuan kognitifnya.

Tetapi menjadi mahir adalah sebuah transformasi yang tidak hanya mengandalkan aspek kognitif. Transformasi ini membutuhkan modal karakter yang kuat agar manusia mampu keluar dari persoalan dan bangkit dari kegagalan.

\"\"

 

Modal karakter tersebut, meliputi: teguh (self-discipline), mau tumbuh (growth mindset), inovatif (creative thinking), tajam (critical thinking), bernyali besar (risk taker), taktis (power of simplicity), dan memiliki tujuan (play to win).

Garis Mahir, sebuah pameran persembahan dari Rumah Perubahan dan Yayasan Tegar akan mengajak Anda menyusuri garis imajiner. Sebuah proses perjalanan berpikir yang dimulai dari anak-anak. Proses ini tentu tidak selalu mudah, sehingga dari waktu ke waktu kemampuan anak dalam merespon tantangan dan melakukan adaptasi pun meningkat.

\"\"

Dengan begitu, kita tak perlu khawatir bagaimana anak-anak kita akan mengarungi hidup. Karena pada akhirnya, mereka akan menjalani garisnya hingga menjadi mahir, mampu hidup mandiri, serta bangga pada hal-hal yang mereka raih nanti.

Kontribusi untuk Negeri

Garis Mahir merupakan kolaborasi antara Rumah Perubahan dengan Yayasan Tegar. Berlokasi di Omah Petroek Yogyakarta hingga 25 Januari 2020 mendatang, Rumah Perubahan ingin menghadirkan bagaimana kontribusinya di sektor pendidikan. Dimulai dari usia dini, pameran Garis Mahir menampilkan karya tahapan perkembangan anak sejak usia PAUD – TK. Tahapan-tahapan yang dipamerkan berujung pada bagaimana manusia mematangkan diri hingga usia 18 tahun.

Pameran ini bukan sekadar pameran yang menampilkan foto-foto. Anda akan melihat juga bagaimana sebuah lukisan tercipta dari anak-anak PAUD-TK  Kutilang hingga perjalanan perkembangan mereka pada usia tertentu. Ada pula balok-balok kayu yang merupakan media siswa PAUD-TK dalam mengembangkan pemahaman akan regulasi diri.

\"\"

Tidak hanya itu saja, pada pembukaannya yang berlangsung pada 11 Januari 2020, Prof Rhenald Kasali memaparkan bahwa konsep ajarnya yang bertajuk \”Self Driving\” juga dapat membantu anak-anak mencapai kematangan karakter. Mereka didorong untuk bepergian sendiri ke luar negeri dan memecahkan permasalahan. Konsep tersebut telah lama diimplementasikan oleh Prof. Rhenald Kasali di kelasnya di Universitas Indonesia hingga pada pemuda-pemudi di Rumah Perubahan sendiri.

Acara pameran ini juga didukung oleh Periplus Indonesia.

Sebarkan!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *