Pemimpin dalam sebuah organisasi atau perusahaan seringkali merupakan individu-invidu yang dipandang memiliki kapabilitas dalam memimpin. Mereka bisa jadi seseorang yang telah memenuhi prasyarat tertentu, memiliki masa bakti paling lama, atau beberapa indikator yang (seringnya masih) berupa kemampuan secara teknis. Padahal kemampuan mengelola emosi, yang termasuk EQ dan E.I (emotional intelligence) menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Mengingat, para pemimpin pasti memiliki tim yang harus diorganisir dengan baik.
Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa E.I bisa dipelajari dan ditingkatkan di usia berpapun. Akan tetapi, beberapa elemen E.I tertentu akan lebih baik jika sudah dipelajari ketika seseorang berada dalam posisi seorang pemimpin.
- Self-Awareness
Sebagai seorang pemimpin, berbicara self-awareness tidak hanya mengenai dirinya sendiri. Apa yang menjadi emosi di dalam dirinya, bisa ia sadari dengan baik. Misalnya saja kekurangan dan kelebihannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya. Ketika ia menyadari strength and weakness dalam dirinya sendiri, ia bisa juga melihat kedalam anggota timnya masing-masing. Dengan begitu, akan timbul lingkungan yang saling mendukung.
- Self-Regulation
Mengelola emosi juga perlu kemampuan untuk meregulasi diri. Sebagai seorang pemimpin, kemampuan ini menjadi sesuatu yang penting untuk dapat menjaga mood dalam suatu tim. Misalnya saja ketika salah seorang anggota tim belum bisa memenuhi targetnya. Alih-alih menegur dengan membentak, seorang pemimpin dengan regulasi emosi yang baik bisa secara obyektif memberi tahu dimana letak kesalahannya.
- Motivation
Pemimpin yang memiliki elemen motivasi bisa memahami bahwa ada goal yang harus dicapai maka ia juga tahu apa yang harus dilakukan. Dengan kata lain, ia menjadi tergerak untuk mencapai goal tersebut dengan maksimal. Pemimpin yang demikian bisa menjadi inspirasi untuk anggota timnya. Dia bisa juga menyalurkan semangatnya agar bisa berjalan bersama-sama.
- Empathy
Sudah tidak bisa ditawar lagi kalau empati adalah kemampuan penting yang menyangkut emotional intelligence. Pemimpin yang mampu berempati dengan baik tidak sekadar mengambil keputusan berdasarkan kemungkinan-kemungkinan secara logika. Ia juga memerhatikan kondisi emosional para anggota timnya sehingga sebisa mungkin tidak merugikan siapapun. Tipe pemimpin yang demikian akan membuat kerjasama di dalam tim lebih mudah dilakukan sebab ia menciptakan lingkungan yang inklusif dan nyaman.
- Social Skill
Sebagai titlenya, seorang pemimpin tidak saja bekerja sendirian. Ia dibantu oleh anggota timnya agar goal dan target bisa tercapai. Maka dari itu, memiliki kemampuan untuk menjagar relasi, hubungan antartim, dan komunikasi menjadi sesuatu yang sahih dimiliki. Pemimpin dengan emotional intelligence yang baik bisa merawat hubungan antara dirinya dengan anggota tim. Bahkan ketika dirinya sudah tidak lagi memimpim tim tersebut.
Kelima elemen dari emotional intelligence yang harus dimiliki oleh pemimpin bukanlah hal yang akan datang begitu saja melalui pengalaman hidup. Melainkan harus dipelajari dan dipraktikkan.
(Disarikan dari HBR Guide to Emotional Intelligence)