Masih menjadi satu rangkaian dengan Creative Writing Workshop, setelah siswa SMA (21-22 Mei 2018), giliran para siswa SMP yang belajar bersama di Rumah Perubahan. Selama dua hari (23-24 Mei 2018), sebanyak 40 siswa mengasah kemampuan mereka dalam menulis.
Tiba di Rumah Perubahan pada pukul 08:00 WIB, mereka diajak untuk berkeliling. Mereka melihat bahwa Rumah Perubahan juga memiliki area konservasi tanaman dan juga hewan. Bahkan mereka berkesempatan untuk mampir ke PAUD-TK Kutilang dan Taman Baca Manca. Mereka diperkenalkan dengan atmosfer Rumah Perubahan sebelum nantinya belajar menulis.
Puas berkeliling dan terpukau, para siswa mulai masuk ke dalam gedung Recode DNA, bersiap menerima materi yang pertama. Bersama Faculty Member Rumah Perubahan, para siswa diperkenalkan terlebih dahulu tentang apa itu menulis. Mereka dibuka wawasannya bahwa menulis tidak sekedar menulis. Menulis pun juga tidak sulit dilakukan jika para siswa rajin berlatih dan rajin membaca.
Tidak hanya itu, Faculty Member Rumah Perubahan juga mengajak para siswa untuk beraktivitas di dalam ruangan. Mereka tidak sekedar menulis, ada juga kegiatan yang melibatkan gunting dan tempel. Kegiatan-kegiatan sederhana tersebut menunjukkan bahwa ide untuk menulis bisa ditemukan dimana saja. Alhasil, para siswa dalam waktu kurang dari 60 menit, sudah bisa mendapatkan ide topik apa yang ingin mereka tuliskan.
Setelah membahas mengenai ide, Faculty Member Rumah Perubahan mengajak para siswa untuk mengenal struktur dalam tulisan. Menulis tanpa struktur akan menyusahkan baik penulis maupun pembaca. Penulis jadi tidak fokus dan pembaca menjadi bingung. Maka dari itu, menulis membutuhkan pemahaman terhadap struktur. Meskipun membicarakan struktur, materi dibawakan dengan menyenangkan dan ringan. Diibaratkan seperti menonton film, para siswa diajak untuk membahas bagaimana baiknya menyajikan sebuah tulisan kreatif.
Ketika para siswa sudah mendapatkan materi dasar menulis di hari pertama, giliran di hari kedua mereka dibebaskan untuk menulis apapun. Bersama dengan Faculty Member Rumah Perubahan yang mendampingi proses kreatif tersebut, para siswa ditugaskan untuk menulis minimal satu buah karya. Ide cerita bisa dari manapun, tetapi tetap berpegang pada struktur.
Proses kreatifnya masih berlanjut hingga mereka membacakan karyanya masing-masing. Mereka pun mendapatkan masukan bagian mana-mana saja yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Masukan itu diterima dengan lapang dada oleh mereka. Bahkan mereka juga memberikan usulan.