Era berubah, tapi apakah pola pikir kita juga ikut berubah? Belum tentu. Kenyamanan yang sudah didapatkan kini membuat seseorang, termasuk kita, enggan untuk berubah. Selama posisi masih aman, mengubah pola pikir menjadi hal yang berat untuk dilakukan. Padahal, tanpa kemauan untuk berubah, manusia pun juga akan tergerus zaman.
Kementerian Komunikasi dan Informasi RI menyadari betul hal itu. Dengan para Eselon 3 dan 4 yang juga bersinggungan dengan teknologi dalam pekerjaan sehari-hari, memiliki disruptive mindset menjadi sangat penting. Maka, pada 18-20 April 2018, sebanyak 50 peserta mengikuti pelatihan Disruptive Mindset di Rumah Perubahan.
Sebelum masuk pada materi pertama, para peserta harus mengikuti experiential learning terlebih dahulu melalui simulasi bernama Urban Outbond. Petunjuk dari teka-teki yang harus dipecahkan peserta tersebar di beberapa tempat. Dengan sumber daya dan waktu yang terbatas, para peserta ditantang untuk meulai memikirkan cara agar bisa menyelesaikan semua teka-teki dan kembali ke Rumah Perubahan.
Apa yang telah mereka lakukan selama simulasi Urban Outbond kemudian digali dan dibahas bersama Faculty Member Rumah Perubahan. Dalam materi Be A Driver, apa yang telah dilalui oleh peserta sejak pagi hingga siang dikaitkan ke dalam konteks pekerjaan. Bahwa dibutuhkan mental sebagai good driver untuk menjadi pemimpin. Sebagaimana yang ditulis dalam buku Self Driving karangan Prof. Rhenald Kasali.
Memasuki hari kedua, sebagai jembatan untuk lebih memahami apa yang tengah bergejolak saat ini, Prof. Rhenald Kasali menyampaikan materi Tomorrow is Today. Kini, membawa masa depan ke hari ini merupakan langkah yang solutif dan inovatif. Prof. Rhenald Kasali juga menjelaskan betapa perubahan sudah sangat kita rasakan namun pergerakan manusianya untuk beradaptasi masih belum sama kecepatannya.
Materi Tomorrow is Today diteruskan dengan memahami sinyal-sinyal lembut (weak signal). Dibawakan dengan simulasi, peserta lebih mudah memahami apa yang harus dilakukan oleh peserta selaku Eselon 3 dan Eselon 4 dari Kemeterian Komunikasi dan Informasi. Simulasi tersebut berjalan cukup panjang, namun tidak terasa karena dibawakan seperti sebuah permainan.
Dengan bekal yang cukup banyak untuk menghadapi era disrupsi serta menggiring peserta memiliki pola pikir yang disruptif, maka di hari terakhir mereka mendapatkan workshop. Dengan tajuk \”Past, Present, Future\”, workshop dibawakan dengan ringan. Tentu, simulasi-simulasi sangat membantu mereka untuk memahami apa yang dimaksud \”Past, Present, Future.\” Workshop tersebut bertujuan untuk memudahkan peserta dalam mengaplikasikan ide-ide yang mereka punya ke dalam penyelesaian masalah yang dihadapinya sekarang.