Memeriahkan Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September, Rumah Perubahan mengajak ayah bunda untuk ikut serta dalam Petualang Cilik Bangga Jadi Petani. Petualang Cilik merupakan agenda rutin dwimingguan yang digelar di Rumah Perubahan sebagai sebuah sarana edukatif untuk anak-anak. Memanfaatkan area Rumah Perubahan seluas 7 hektar, anak-anak belajar mengenal tanaman-tanaman asli Indonesia. Ditambah pula, untuk mendorong keberanian mereka berinteraksi dengan hewan-hewan.
Area konservasi Rumah Perubahan memang merupakan tempat yang tepat untuk mengenalkan alam terbuka kepada para anak-anak. Mereka pun juga bisa bermain dengan leluasa sekaligus menstimulus sensor motorik.
Orang tua dan anak-anak mulai berdatangan sejak pukul 7 pagi. Mereka takjub dengan indahnya area Galea Belangi Rumah Perubahan. Pun disambut oleh mekarnya bunga-bunga matahari, membuat mereka berhenti sejenak untuk sekadar mengambil gambar. Orang tua dan anak-anak tersebut berjalan menuju area Green Zone, area dimana Petualang Cilik akan berpusat. Selama perjalanan, anak-anak tidak akan merasa bosan Sebab, selalu ada tim Rumah Perubahan yang akan memberikan pengetahuan baru mengenai tanaman-tanaman di Rumah Perubahan seperti pohon Baobab, pohon Durian, pohon Randu.
Sekitar pukul 08:00, acara pun dibuka. Para Petualang Cilik langsung berkumpul di area Green Zone sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi. Mereka pun diperkenalkan dengan para pendampingnya. Mereka saling duduk melingkar dan mengenal nama masing-masing. Dirasa cukup untuk berkenalan satu sama lain, semua Petualang Cilik diminta untuk duduk di dalam Saung Green Zone karena ada satu sesi mengenal bercocok tanam bersama Komunitas Bogor Berkebun. Anak-anak mendengarkan dengan antusias bagaimana caranya menanam bibit dan merawat hingga nantin bisa dinikmati hasilnya.
Tidak hanya menjelaskan itu saja, mereka juga berprakarya menggunakan bahan-bahan alam yang tersedia di sekitar Green Zone. Hal tersebut tentu memacu kreativitas dan membebaskan anak-anak untuk berekspresi. Hasil karya pun bisa mereka bawa pulang untuk dipajang di rumah.
Setiap kelompok kemudian menuju wahana-wahana yang sudah disediakan. Sejak wahana memandikan kerbau, para Petualang Cilik tampak sangat antusias. Yang awalnya mereka takut-takut, akhirnya merasa kegirangan bisa menyentuh kerbau. Begitu pula ketika mendekati sapi untuk mencoba memberi makan. Ternyata, sapi-sapi tersebut jinak. Anak-anak menjadi lebih berani berinteraksi dengan hewan yang lebih besar dari dirinya itu.
Puas bermain dengan hewan-hewan tersebut, mereka kemudian belajar untuk menanam bibit secara langsung. Namun sebelumnya, mereka harus melewati halang rintang terlebih dahulu. Labirin sederhana dipersiapkan dengan pos-pos jarak pendek dimana mereka bisa mengambil pot, tanah, dan mendapatkan bibit tomat. Dibantu oleh kakak pendamping, mereka mempraktikkan sendiri bagaimana memasukkan bibit tersebut ke dalam pot dan memberikan air secukupnya.
Petualang Cilik Bangga Jadi Petani ditutup dengan wahana-wahan terusan. Mereka bisa memilih untuk membuat Tempe Embun, memberi makan rusa, menangkap ikan, dan memberi makan ikan.