Tidak banyak orang yang mampu menjadi pembaca yang baik. Banyak orang juga tidak mengerti bahwa dengan menjadi pembaca yang baik, ia mampu berperan mengubah dunia menjadi lebih baik. Hal inilah yang kemudian mendasari terselenggaranya Pelatihan Guru Paham Membaca oleh Santa Ursula BSD bekerja sama dengan Rumah Perubahan, tanggal 14-15 Februari 2012. Diikuti oleh 30 guru SD dan diisi oleh tokoh-tokoh menulis dan membaca terkenal, pelatihan singkat tersebut memberikan banyak pembelajaran baru mengenai cara menjadi pembaca yang baik.
Seperti yang diungkapkan Frans Asisi, proses membaca belumlah lengkap jika si pembaca tidak bisa menuliskan dan menjelaskan apa yang sudah dibaca, peserta juga dibekali dengan sesi membuat resensi. Sesi ini dibawakan oleh Amanda Setiorini dari Rumah Perubahan. Dengan membuat resensi, pembaca dapat mengetahui sejauh mana ia telah memahami bacaannya, membiasakan diri berpikir logis, melatih kemampuan membaca detail, dan berbagi variasi bacaan kepada orang lain.
Hari terakhir, peserta menerima materi yang lebih santai dan menyenangkan. Dipandu oleh aktivis Goodreads Indonesia, Amang Suramang, peserta diajak melakukan simulasi membuat kelompok membaca. Kemudian kelompok-kelompok yang terbentuk melakukan diskusi mengenai sebuah bacaan sambil bermain. Ternyata dalam kelompok membaca, permainan seperti ‘tali kalimat’ atau ‘tebak judul’ dapat digunakan agar diskusi menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
Peserta pun belajar untuk berbagi bacaan yang sudah diselesaikannya untuk teman-teman yang belum membaca materi yang sama. Sesi ini mengundang gelak tawa karena para peserta akhirnya menyadari bahwa persepsi orang berbeda-beda, meskipun mereka membaca bahan yang sama.
Dalam pesan penutupnya, Suster Francesco Marianti, Ketua Yayasan Santa Ursula BSD, mengungkapkan bahwa pelatihan membaca sangat penting dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat dan menginspirasikan semua orang untuk terus membaca dan menjadi pembaca aktif. Selamat membaca!