Berhenti, lalu Melompat Lebih Tinggi

Berbagai alasan dikemukakan karyawan yang memutuskan berhenti bekerja. Padahal, kariernya sudah berada di zona aman secara posisi dan finansial. Wirausaha kerap menjadi pilihan.

Butuh keberanian total bagi seorang karyawan mengambil keputusan berhenti dari pekerjaan yang bertahun-tahun dia geluti.Apalagi, jika kariernya sudah berada di “zona aman” baik secara finansial maupun jabatan.

Artinya, secara penghasilan si karyawan tadi sudah di atas rata-rata dengan berbagai fasilitas yang menjanjikan. Namun, tidak sedikit yang akhirnya memutuskan berhenti bekerja untuk menjadi wirausaha (entrepreneur). Berbagai alasan dikemukakan dengan keputusan tersebut; dari yang sudah jenuh dengan pekerjaan yang monoton hingga beralasan ingin memulai tantangan baru. Impiannya, dia berhenti pada satu titik tertentu untuk siap melompat lebih tinggi. Boleh jadi, banyak orang akan beranggapan si karyawan yang memutuskan berhenti, mengambil sebuah tindakan bodoh, apalagi jika dia sudah mapan secara posisi dan finansial.

Tetapi bagi sebagian kecil orang, justru beranggapan sebaliknya. Seorang karyawan yang berani mengambil keputusan untuk berhenti dari tempat kerja dengan alasan ingin berwirausaha adalah sebuah pilihan cerdas. Pasalnya, keputusan untuk berhenti bekerja adalah pilihan yang tidak main-main, apalagi jika karier posisinya sudah mapan. Hal ini akan menjadi pertimbangan yang menyulitkan. “Keputusan untuk berhenti bekerja dan beralih mendirikan usaha sendiri merupakan pilihan istimewa. Hal itu bisa dilakukan orang-orang yang sudah punya reputasi dan terkenal, biasanya mereka sudah memiliki jaringan yang kuat.

Jadi ketika mau membuat usaha, jauh lebih mudah,” kata Ketua Program Magister Managemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali kepada Seputar Indonesia(SINDO). Sederhananya, kata Rhenald, seorang mantan tentara berpangkat kopral, akan jauh lebih sulit untuk mendirikan usaha dibandingkan koleganya yang berpangkat letnan dua. Begitu juga si letnan dua, akan jauh lebih sulit ketika mendirikan usaha dibanding seorang pensiunan jenderal. Maklum, seorang jenderal umumnya memiliki jaringan yang lebih kuat dibanding si letnan dua atau si kopral. Begitu juga dari sisi kolega. Seorang jenderal bisa dipastikan memiliki kolega yang lebih banyak.

“Intinya, kalau orang-orang yang sudah punya nama dan terkenal, jauh lebih mudah mendirikan usaha,” ujar pendiri lembaga social entrepreneur Rumah Perubahan ini. Karena itu, tegas Rhenald, mereka yang berani mengambil keputusan berhenti bekerja dan mencoba mengadu nasib dengan peluang usaha,harus berpikir dengan cerdas. “Jika mereka ingin sukses,lebih baik berbisnis pada area yang sudah mereka tekuni sebelumnya. Jadi tidak belajar lagi dari nol,”saran Rhenald.

Di samping itu, yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mengukur bisnis yang akan dijalankan. Artinya, pilihan berwirausaha sebaiknya disesuaikan dengan modal usaha dan kemampuan pengetahuan yang dimiliki. “Jika baru punya sedikit, harus mencari peluang yang kecil. Tetapi jika sudah besar, harus berani mendekati kelas menengah ke atas,”tandas Rhenald. Sementara itu, Executive Search for Local and Overseas Placement PT Inspirasi Multi Sarana Mia Marianne menegaskan, faktor utama yang harus dilakukan karyawan yang memutuskan berhenti adalah mengubah pola pikir (mindset).

Selama menjadi karyawan, segala sesuatunya terkadang sudah berada pada zona aman. Artinya, karyawan tinggal menerima hasil (gaji) dari pekerjaannya dan itu sifatnya berkelanjutan. Berbeda dengan wirausaha di mana pendapatan akan sulit ditebak. Tidak jarang yang didapat kerugian. Di samping itu, menjadi pengusaha harus dilakukan dari titik nol. “Untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah mapan dan beralih mendirikan usaha, kendala utama adalah mengubah mindset dan mengubah kebiasaan.

Diperlukan mental yang benar-benar kuat,” ujar perempuan selama beberapa tahun bekerja di bidang sumber daya manusia, lalu memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Selama ini, kata Mia, banyak yang berkeinginan menjadi pengusaha. Hanya sekadar mau, tetapi tidak ada usaha lebih untuk melakukan perubahan. Padahal tantangan berwirausaha jauh lebih berat ketimbang menjadi karyawan. Selain butuh mental dan semangat yang tahan banting, tantangan utama lain yang kerap dihadapi orang yang ingin berwirausaha ialah masalah modal awal.

“Tantangan utama lainnya adalah modal dan investasi, karena kita butuh sewa gedung, bayar internet, atau sewa ruangan. Tapi kembali lagi jika kita sedang mengalami stagnan di tengah jalan, tetapi pikiran kita tidak boleh berhenti, tetap harus progresif,”tandas Mia. Mengambil keputusan berhenti bekerja dan memilih wirausaha sejatinya dilakukan mereka yang sudah berpikir luas. Pilihan hidupnya sudah bukan lagi mencari pekerjaan berpendapatan besar, tetapi bagaimana memberikan pendapatan untuk diri sendiri dengan potensi yang tidak perlu dibatasi.

Sebarkan!!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *