New Haven-Connecticut. Sekolah bisnis terkenal, Yale School of Management menggandeng 20 universitas terpandang dunia membentuk Global Network for Advance Management. Salah satu yang digandeng adalah Magister Manajemen Universitas Indonesia (MMUI)
Menurut Dekan Universitas Yale, Ted Snyder, MMUI akan memegang peranan yang penting dalam global network ini. Melalui jaringan ini, dilakukan reinvention untuk melatih global leaders dengan mempersiapkan kurikulum baru yang lebih adaptif an futuristik. Selain MMUI, kampus lain yang digandeng adalah London School of Economics, National University of Singapore
Dari pihak Universitas Indonesia adalah Ketua Program MMUI Prof Rhenald Kasali, Dekan FEUI, Prof Firmanzah dan Ruslan Priadi, PHD yang diterima rektor Universitas Yale, Rick Levin dan Dekan Sekolah MBA Yale, Ted Snyder, pada Jumad (27/4/2012) di kediaman rektor.
\”Tujuan dibentuknya the Global Network ini adalah untuk menjawab tantangan baru dalam perekonomian global yang ditandai dengan perubahan-perubahan serius dalam dunia yang lebih datar. Economic power akan terdistribusi secara merata, dan dunia usaha di semua sektor membutuhkan pemimpin-pemimpin baru yang bisa menjembatani antara pasar dengan negara dan komunitas, dalam konteks yang semakin kompleks, paradox dan diverse. Kita bersama-sama membangun suara yang lebih mewakili dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baru dengan cara-cara yang lebih inovatif,\” urai Ted Snyder.
Melalui kerjasama ini, MMUI akan mengembangkan kurikulum yang menjawab kebutuhan global dan peserta pendidikan MM akan dapat mengikuti magang di berbagai kampus utama dunia dengan memanfaatkan jaringan alumnus dan mahasiswa kampus-kampus terkenal di 21 negara. Selain itu mahasiswa dan eksekutif yang telah diterima di MMUI juga bisa secara otomatis dapat mengikuti kuliah di Yale.
Dalam siaran persnya, dekan FEUI Firmanzah mengatakan, Kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sekaligus menjembatani para peserta didik dan pengajar ke dalam jaringan ekonomi global.
MMUI dipilih Yale mewakili sejumlah buiness school di Asia karena reputasinya dan dipandang serius dalam menegakkan good corporate governance dan memiliki daya dukung pengajar yang berkualitas tinggi.
Sebelum merumuskan kebutuhan dunia usaha terhadap Global Leadership, pimpinan dari 21 Universitas Terkemuka ini beretemu dengan sejumlah business leader, termasuk Financial Times, Wall Street Journal, The Economist, JP Morgan, para social entrereneurs dari manca negara dan tokoh-tokoh dunia.
Mengelola Kompleksitas
Sekolah-sekolah bisnis di Asia dewasa ini tengah bertarung untuk menciptakan standar baru yang bisa melahirkan eksekutif-eksekutif handal. Namun sebagian besar masih terikat dengan cara berpikir lama. Dalam abad transformasi ini, mengelola kompleksitas akan menjadi agenda penting untuk menciptakan eksekutif-eksekutif yang dapat membedakan \”mana ilallang\” atau informasi yang tidak penting dan \”mana pohon-pohon besarnya\” (pokok masalahnya). Sifat informasi yang semula bergerak lambat berubah menjadi cepat dan menimbulkan beragam respons dalam waktu yang singkat. Hal ini mengakibatkan para pemimpin kesulitan membaca kebenaran dan bertarung antara kecepatan pengambilan keputusan dengan risiko dan ketidaksinkronan tindak.
MMUI sejauh ini telah memperbaiki kurikulum dan mengubah cara berpikir para pengajarnya. Sekolah dengan pengajar berpendidikan doktor terbesar di Indonesia ini juga melengkapi pengajarnya dengan pengalaman sebagai top executive. MMUI juga telah menjadi pilihan utama top executive dunia untuk membagi pengalaman. Tercatat Jeff Imelt (CEO GE), Prof Michael Porter (Harvard no 1 guru), dan banyak pimpinan nasional aktif memberikan kuliah umum. Dahlan Iskan, Fadel Muhammad, Sandiaga Uno, Sri Mulyani, adalah nama-nama yang beberapa waktu terakhir menginspirasi mahasiswa MMUI. Lulusan MMUI diincar para pemimpin nasional sebagai eksekutif yang handal. Lebih dari 30 persen lulusannya menjadi wirausaha menengah.