Belajar dari kisah membuat satu resolusi setiap tahun baru dari Mark Zuckerberg. Juga dari Nadiem Makarim tentang ide awal GO-JEK, keduanya sudah memiliki growth mindset sebagai modal pertama (baca tulisan saya sebelumnya).
Yang mereka lakukan adalah membuat ide tersebut menjadi nyata sebagai sebuah kreasi. Dengan kata lain from ideation to creation. Di atasnya, ada sebuah kerangka berpikir yang disebut dengan Design Thinking. Saya akan mencoba memaparkan bagaimana kerangka berpikir tersebut bisa membantu kita mengkreasikan ide.
Tahap 1: Emphatize
Berempati. Coba kita rasakan dan lihat, permasalahan apa yang ada di sekitar kita? Sadarkah kita kalau di tiap masalah pasti ada sebuah peluang? Ya, peluang untuk menghadirkan solusi. Pada tahap ini, Anda bisa mencoba berempati dengan observasi, wawancara, atau terlibat langsung dalam pemecahan masalah tersebut.
Tahap 2: Define
Setelah Anda menyadari akan keberadaan sebuah permasalahan, mari mulai mencari akar permasalahannya. Kira-kira, apa yang membuat permasalahan tersebut tak kunjung usai? Gunakan kemampuan critical thinking Anda. Tanyakan mengapa masalah itu ada, apa yang menjadi penghambat. Bagaimana jika A, jika B, dan mengapa tidak C? Hingga nantinya Anda menemukan sebuah akar masalah terujung.
Tahap 3: Ideate
Mungkin Anda bukan satu-satunya orang yang berusaha menyelesaikan masalah itu. Mungkin, sudah ada produk atau jasa yang sama seperti yang ingin Anda ciptakan. Namun, jika masalah tetap ada, berarti masih ada hal yang bisa Anda lakukan untuk menyempurnakannya. Inilah waktu untuk bereksperimen dalam menghadirkan solusi baru yang lebih mudah, lebih murah, dan lebih diterima oleh pasar.
Tahap 4: Prototype
Ide sudah terkumpul? Waktunya bereksperimen!
Mari mencoba menjalankan langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujdukan ide. Kalau Anda menghadapi kesulitan, carilah bantuan. Jika produk/kreasi Anda sudah jadi, uji cobakan produk tersebut kepada orang-orang terdekat. Minta pendapat dan terbukalah dengan kritik dan saran. Tahap ini pun, lagi-lagi modal growth mindset masih menjadi modal utama.
Tahap 5: Test
Produk siap diluncurkan!
Di tahap ini, mulailah untuk menyebarkan produk/kreasi Anda kepada pasar yang lebih luas. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Bagaimana respon pasar terhadap produk yang telah Anda persiapkan? Percayalah, it will be fun!
Tapi, jangan lupa untuk tetap terbuka dengan feedback yang diberikan. Bisa jadi Anda harus kembali ke tahap Ideate, atau bahkan ke tahap Empathize jika pasar tidak merespons dengan positif.
Jika Anda mendapat respon positif, itu berarti Anda juga harus siap dengan kesempatan yang lebih besar. Dengan kata lain, ide Anda sudah bukan lagi milik Anda sendiri. Melainkan sudah membawa manfaat untuk orang banyak. Selamat!
Mengutip dari John C. Maxwell, “Sometimes you win, sometimes you learn.” Kadang ide kita bisa dengan mudah diterima orang lain. Tetapi sering pula kita menemukan hambatan dan kegagalan. Terus perbaiki hingga akhirnya ide-ide besar kita tidak sekadar menjadi wacana.
Semangat!