Pernahkah Anda mendengar istilah ambidexterity? Istilah tersebut merujuk pada sesuatu yang diadaptasi secara sejajar untuk digunakan oleh bagian tubuh kanan maupun yang kiri tanpa ada perbedaan. Biasanya, ambidexterity disajikan dalam bentuk desain produk yang ramah pengguna bertangan kidal (left-handed) selain hanya untuk orang-orang bertangan kanan (right-handed).
Namun, pernahkan Anda mendengar istilah ambidexterity/ ambidextrous yang disematkan pada organisasi?
Exploration dan Exploitation
Dalam konteks organisasi, atau disebut sebagai ambidextrous organization merupakan kemampuan dimana bisa menyeimbangkan antara kegiatan eksplorasi hal-hal baru yang inovatif dengan meneksploitasi sumber daya yang dimiliki dengan cara-cara yang terbukti meningkatkan produktivitas organisasi.
Perubahan selalu akan menjadi hal yang pasti. Organisasi yang ingin bertahan haruslah mampu mencari cara-cara baru untuk dapat tetap relevan dengan lingkungan yang dihadapinya. Salah satu caranya ialah dengan berpikir secara kreatif dan inovatif bagaimana agar bisa beradaptasi di segala macam perubahan.
Hasil dari eksplorasi tersebut kemudian disesuaikan dengan keadaan organisasi. Apa saja yang bisa diterapkan dan mana yang masih perlu dijembatani. Kombinasi keduanya menghasilkan gerak organisasi yang lebih fleksibel dalam menentukan langkah selanjutnya.
Waspada Success Trap
Menjadi organisasi yang ambidexterity tidaklah mudah. Ada kalanya organisasi merasa metode-metode yang ditempuh sudah membawa pada kesuksesan. Tanpa mereka sadari, kesuksesan bisa menjadi pisau bermata dua. Ia bisa menjadi sebuah pelajaran dan juga bisa menjadi perangkap di saat yang bersamaan. Organisasi yang sudah pernah sukses besar, akan merasa bahwa ia tahu apa yang sebaiknya dilakukan sehigga tidak mencoba melongok ke luar. Memahami perubahan yang tengah terjadi. Atau mengikuti perkembangan saat ini.
Itulah yang disebut sebagai success trap. Padahal, organisasi yang sudah besar, sudah mencapai puncak kesuksesan harus tetap belajar. Ketika perubahan semakin sering terjadi, melakukan eksplorasi lebih jauh untuk memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya menjadi sebuah kewajiban.
Mental Balancing
Maka, untuk dapat menjadi organisasi yang ambidexterity, diperlukan mental yang mau menyeimbangkan antara menciptakan masa depan (eksplorasi) dan memanfaatkan sumber daya yang ada di saat ini (eksploitasi). Keduanya harus berjalan seirama. Jangan sampai, hasil pemikiran yang inovatif tersebut terlampau sulit untuk diaplikasikan di dalam organisasi. Terlalu condong pada masa depan tanpa melihat kondisi yang sebenarnya akan menyulitkan realisasi ide. Dan terlalu bersikeras dengan cara-cara lama tanpa mau peduli dengan keadaan di luar dan perkiraan masa depan juga tidak membawa organisasi pada kesuksesan selanjutnya.